Senin, 04 Agustus 2008
100 hari sudah
walaupun saya tidak pernah mendengarkan suaramu
walaupun saya tidak pernah bisa mengusap pipimu
tapi saya pernah merasakan keberadaanmu
tapi saya pernah merasakan detakan jantungmu
tapi saya pernah merasakan tendangan kecilmu
tapi saya pernah merasakan jiwamu
walupun itu hanya 6 bulan di kandunganku
Ya Allah terus jaga putra kami
Ya Allah terus sayangi putra kami
Ya Allah saya percaya hanya kepadaMu lah anak kami di jaga
doa kami selalu menyertai untuk putra kami
mama mohon senyumlah sayang di sana
Senin, 14 Juli 2008
Lingkaran setan ...
Yah, ternyata kepalsuan ini sudah berlangsung lama. Dan saya baru mengetahuinya baru-baru ini lewat siaran televisi. Misalnya minyak goreng palsu ini mereka ambil dari endapan oli yang sudah tidak terpakai lalu......... (saya tidak jelas banget karena terkesima sama berita itu) tapi yang pasti minyak itu sama persis sama minyak goreng curah yang di jual di pasaran.
Gorengan. Nah ini dia abang yang menjual gorengan menaruh plastiknya juga loh di minyak untuk mengorengnya biar renyah katanya. Gila yah
Shampo, kosmetik juga begitu mereka mengambil bekas botol shampo yang tidak terpakai di tempat sampah lalu mereka bersihkan dan membuat shampo sendiri dengan formula yang mereka buat sendiri. Dan semuanya itu menggunakan zat kimia. Gila yah zat kimia masuk dalam tubuh kita.
Es batu. Tau ga seh es batu yang biasanya di jual di pinggir jalan itu ternyata dari air yang belum di masak. Dan seabrek kepalsuan yang lainnya.
Sebenarnya saya mau mencari data yang akurat mengenai hal ini secara saya melihat dan mendengar di acara berita televisi saja dan pada saat itu saya tidak fokus banget alias tidak melihat secara detail proses pembuatan penipuan itu. Tapi kok kerjaan saya lagi menumpuk dan paman google belum memberi saya harapan jadilah cerita ini hanya sepotong-potong tapi kalau kurang percaya juga coba deh telepon teman atau kenalan yang kerja di Trans TV, Trans 7, Metro TV realitas atau Siginya SCTV.
Tapi coba bayangkan jika kita bangun tidur trus kita mandi dimana pasta gigi, sabun dan shampo yang kita pakai itu semua dari bahan-bahan yang berbahaya terus kita sarapan dan lagi yang kita makan itu adalah masakan orang tua kita yang tidak tahu kalau daging yang dibelinya itu adalah daging busuk yang biar segar oleh si penipu ini dengan darah segar dan diberikan racikan sedikit sehingga terlihat segar, atau daging sapi yang oleh si tukang jagal diberikan air sebanyak-banyaknya ke tubuh sapi hingga dia mati atau yang sering kita dengar dengan daging sapi gelondongan( bener ga yah nulisnya begini), atau ketika di sunguhi tahu yang terbuat dari boraq dan yang pastinya di goreng dengan minyak goreng palsu itu. Lalu setelah kita makan makanan penyakit itu kita pergi kerja di kantor kita makan dengan menu yang beda tapi dengan penyakit yang sama seperti di rumah lalu sore hari biasanya cacing di jam 3 biasanya minta di perhatikan biasanya kita makan bakso, bakwan malang, sate atau apa aja yang bisa di panggil.
Nah disini lah ada bakso dari katanya daging tikus got, ayam suntikan atau yang parahnya karena saya adalah muslim ada daging dari babi yang sialnya saya tidak bisa membandingkan dari semua daging ciptakaan Allah itu. Oh iya jangan lupa sama minum es nya yach. Tau kan esnya terbuat dari apa.
kalau dipikir-pikir pantesan aja banyak penyakit yang aneh-aneh melanda manusia saat ini. Entah itu cancer kulit, ati, paru-paru, kuku, dan banyak lagi deh.
Terus pas keadaan sudah lenggang biasanya saya menyempatkan untuk baca berita di koran atau di internet. Dan karena sekarang adalah masa kampanye sampai tahun depan jadilah saya selalu disajikan berita-berita yang palsu semua apalagi soal janji-janji. Dan celotehan mereka soal keadaan ekonomi, politik, sosial, budaya. Apalagi nih nanti akan timbul orang-orang yang peduli dengan bangsa ini secara dadakan. Dan itu ga satu doang tapi banyak bo kaya jamur. Wuih sudah berat dan membosankan.
Mau baca yang ringan-ringan, seperti berita selebriti tetep aja membosankan penuh dengan topeng dan kepalsuan.
Apakah hidup ini penuh dengan kepalsuan dan kita syah melakukan kebohongan, penipuan. Atau saya juga dalam rangka menjalankan misi penipuan ini. Bukannya menipu adalah perbuatan yang dibenci olehNya. Bukannya kita semua beragama. Atau menipu, memanipulasi, berbohong atau apalah artinya itu semua adalah hal yang biasa.
hmmm cape deh...
Rabu, 04 Juni 2008
Selamat Ulang tahun Hegel
Saya memang sudah merencanakan beberapa bulan belakangan ini mengenai ulang tahun hegel yang bertepatan dengan ulang tahun papanya. Saya ingin membuatnya spesial dan semuanya sudah diperhitungkan.
Tapi ternyata Allah punya rencana. Keuangan kami, kami prioritasnya untuk kebutuhan adeknya hegel. Seperti biaya persalinan, tahlilan dan lain-lain. Dan saya harus tega untuk tidak merayakan ulang tahun ke dua hegel.
Kenapa harus kata tega dan tidak tega ini nih ceritanya.
Pertama, Danang keponakan saya bulan februari kemaren merayakan ulang tahunnya. Banyak teman-teman yang datang dan ada acara tiup lilinya. Kedua, Danang dan acha keponakan kami itu sudah sekolah dan mereka bilang kalau hegel belum boleh sekolah karena belum ulang tahun. Terus, sebelum musibah menimpa kami, kami sering belajar menyanyikan lagu ulang tahun bersama hegel khususnya lagu tiup lilin.
Karena hal tersebutlah maka suami memutuskan untuk merayakan ulang tahun Hegel. Awalnya suami masih dengan niat awal untuk merayakan ulang tahun hegel di Mcd. Tapi setelah di hitung-hitung dengan teman hegel yang banyak dan kebutuhan rumah tangga yang panjang saya putuskan untuk merayakan di rumah saja.
Dan akhirnya acara itu berlangsung juga. Banyak teman-teman hegel yang datang walaupun teman-temannya besar-besar semua. Banyak kado yang diterima hegel dan akhirnya ada tiup lilinnya. Hegel senang sekali itu terliat ketika dia antusias sekali ketika menerima kado.
Sekali lagi selamat ulang tahun sayang semoga kamu menjadi anak yang terbaik buat kami, lingkunganmu dan pastinya buat agama dan tuhanmu
Senin, 26 Mei 2008
Ikhlas dan mengikhaskan
Ceritanya pada tanggal 23 April, saya tidak melihat ada ganjil dalam tanggal itu, karena saya menjalaninya seperti biasa. Bangun pagi, main sama hegel, berangkat ke kantor, kerja dan pulang ke kantor. Di kantor saya sempat ngobrol dengan teman sekantor soal tendangan anak saya di dalam perut saya dan betapa senangnya saya bahwa hari ini saya akan di USG. Jadi saya sudah tidak penasaran lagi soal keadaan janin saya. Terus terang saya sempat was-was karena saya takut ada apa-apa dengan janin saya secara dalam proses kehamilan ini saya masih minum pil kb.
Saya pulang ke rumah dulu dan menunggu suami untuk berangkat ke dokter barengan tapi karena suami pulang malam jadi saya putuskan untuk kontrolnya hari senin saja. Tapi setelah saya menidurkan hegel ada sesuatu dalam diri saya. Saya mengeluarkan banyak sekali darah segar. Deg... ada apa ini.
Terus terang seperti yang saya tulis di blog 2 bulan lalu bagaimana saya awalnya belum bisa menerima ketika saya harus hamil lagi dikarenakan beberapa faktor. Mengenai hegel yang menurut saya masih kecil. Mengenai kekuatan perekonomian yang menurut saya masih belum mapan secara kita baru terbebas lilitan hutang dari kartu-kartu kredit. Mengenai ketidaksiapan saya untuk membagi kasih sayang antara untuk hegel, bayi kami, suami dan untuk diri sendiri.
Namun setelah instropeksi diri dan menyiapkan mental saya yakin bahwa saya bisa menjalankan ini dan ini adalah rejeki yang diberikan Allah untuk kami seperti Allah memberikan Hegel kepada kami.
Saya teringat waktu saya sedang mengandung hegel, disaat masalah bertubi-tubi datang ke kami dan bayangan saya bahwa anak saya akan menjadi anak yang tertekan dengan kondisi kami. Tapi apa yang terjadi. Hegel adalah berkah bagi. Hegel adalah rejeki bagi kami. Hegellah yang mengantarkan kami untuk menjadi orang tua yang tenang, kuat dan selalu bersama-sama. Dan menurut kami Hegellah yang menuntun kami menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah kami dan akhirnya masalah kami satu bersatu terselesaikan. Walaupun kami tahu masalah kami akan muncul lagi di masa depan dengan bentuk yang berbeda. Tapi setidak-tidaknya kami punya pengalaman bagaimana menghadapinya nanti. hehehhe...
Nah lanjut soal kandungan saya ini, dimana saat saya sudah menerima dengan ikhlas dan saya siapkan mental saya untuk menyambut kehadiran buah hati kami. Seperti saya biasakan kepada hegel untuk memanggil dirinya bukan ade lagi tapi abang. Walaupun dia masih tetep menyebut dirinya sendiri sebagai ade tapi tetap saya biasakan. Lalu saya katakan juga bahwa akan ada ade kecil dan dia sangat sayang dengan adenya. Hegel selalu menyiumi perut saya di saat saya tidur, berangkat kerja ataupun pulang kerja dan itu berlaku juga untuk keponakan yang lain-danang dan acha.
Namun disaat saya sudah ikhlas dan menerima kehadiran buah hati kami lalu apa yang terjadi kandungan saya baru 6 bulan tapi saya harus melahirkan yang prosesnya sama dengan waktu melahirkan hegel. Saya mengalami namanya mules, kontraksi yang mungkin ini disebutnya pembukaan, pecahnya ketuban dan akhirnya keluarnya bayi saya.
Inilah kesedihan saya bayi saya tidak menangis seperti hegel ketika lahir dulu. Saya tidak mendengarnya dan semua orang tidak ada yang mendengar. Ya.... anak saya telah meninggal di dalam perut saya. Yah Muhammad Aditya Drajat dengan berat 8 ons telah meninggalkan kami pada tanggal 24 April 2008 di RS. Tria Dipa. Allah lebih sayang kepadanya. Walaupun berat karena saya sudah menerima janin saya ini dengan ikhlas tapi saya harus mengikhlaskannya karena saya yakin Allahlah yang berhak merawat anak laki-laki kami.
Rabu, 09 April 2008
Hilang sudah jeratan kartu-kartu itu
Tahun 2004 tepatnya saya memiliki satu kartu kredit dan setelah itu saya juga meng-aply kartu lain karena tergiur dengan cicilan 0%nya. Saya gunakan kartu itu dengan tidak memperhitungkan apa yang akan terjadi nanti ke depannya. Saya buat belanja, makan, ambil uang tunai dengan seenaknya. Lalu saya ditawari kartu tambahan dari kartu kredit pertama saya. Tadinya saya males untuk meng-aply kembali tapi karena teman kantor saya membutuhkan kartu itu dan dia sanggup untuk membayarnya dan lagi dia adalah teman yang baik dan terpercaya jadilah saya berikan kartu itu untuknya dengan perjanjian pembayarannya harus benar dan tepat.
Awalnya semuanya berjalan dengan baik. Saya juga rajin dan taat untuk membayar pemakain dua kartu kredit saya kalau tidak sanggup membayar semuanya, saya bayar setengahnya atau cicilan minimumnya saja. Begitu juga dengan teman kantor saya. semuanya berjalan dengan lancar.
Tapi ternyata hidup itu penuh teka teki dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti di depan kita. Setelah semuanya berjalan dengan baik dan saya menikah, kehidupan saya mulai goyah. Khususnya perekonomian. Belum lagi ada pinjaman tanpa agunan dari kartu kredit kakak yang juga harus di bayar. Dan yang parahnya dan membuat saya syok berat adalah kantor dimana saya bekerja dinyatakan bangkrut. Nasib yang sama juga menimpa teman kantor yang saya berikan kartu kredit. Saya dan teman di kantor tidak diberikan pesangon hanya tabungan yaitu potongan gaji yang di potong setiap bulannya tapi itupun di bayar dicicil. Dan pada saat itu pekerjaan suami belum mapan dan saat itu saya juga sedang mengandung. Wow hidup yang penuh warna tentunya.
Selama tidak ada kepastian perekonomian itulah walaupun saya masih menumpang sama orang tua tapi saya termasuk orang yang tidak mau meyusahkan orang tua. Saya berusaha tegar di mata mereka walaupun kadang saya tidak kuat juga ketika ada telepon dari para deb collector yang menelpon untuk menayakan pembayaran. Dan gilanya adalah bukan satu bank ini tiga bank dan satu tagihan yang mengatasnamakan kakak saya jadi semuanya ada empat bank yang selalu menelpon saya ke rumah. Dan yang lebih parahnya lagi karena dalam membuka aplikasi yang dicantumkan itu adalah nama ibu kandung jadilah mama saya yang juga di teror oleh mereka. Ini membuat saya menjadi stress sendiri. Padahal saat itu saya sedang mengandung loch.
Saya hanya bisa berdoa, berusaha dan pasrah. Ternyata doa kami dikabulin. Saya di telepon oleh salah satu bos saya di kantor dulu Ricky Pesik namanya untuk diajak bekerja. Ini adalah berkah yang luar biasa dan saya menyebutnya mukjijat. Saya bisa membantu suami dalam menanggung biaya hidup dan pembayaran hutang.
Setelah saya bekerja kembali saya utamakan penghasilan saya dan suami untuk membayar hutang kartu-kartu brengsek itu. Karena punya hutang yang ada hubungannya dengan kartu kredit itu adalah neraka. Kita seperti orang yang tidak punya harga diri, terpenjara dan hidup tidak nyaman. Kenapa saya mengatakan begitu. Ini alasannya.
Satu, setiap hari selalu di telpon walaupaun kita sudah minta waktu untuk melunasi. Tapi mereka tetap menagih dan menagih
Kedua, tidak cukup lewat telpon mereka akan mendatangi kantor dan rumah kita. Dan berbicara kepada semua orang di rumah untuk membayar tagihan tersebut.
Ketiga, pihak bank yang waktu pertama mengenalkan kartu kepada kita adalah orang-orang yang sangat cantik/ganteng, ramah, wangi ketika kita ada masalah yang datang adalah orang-orang yang berwajah seram, tegap dan tidak ramah dan itu adalah intimidasi buat kita.
Keempat, pinjaman kita akan berbunga, berbunga dan berbunga ketika kita tidak dapat melunasi artinya apa sama saja dengan lintah darat/rentenir tapi ini lebih rapi dan punya kantor yang bagus. Dan lebih parahnya lagi mereka bisa dengan bebas marah-marah dan menekan kita walaupun kita belum pernah kenal.
Akhirnya selama dua tahun saya bekerja dan suami dapat pekerjaan yang lebih bagus walaupun belum tetap karena penghasilannya baru ada ketika selesai proyek yang dikerjakan. Tapi saya bersyukur karena saya dan suami bisa menyelesaikan jeratan kartu-kartu brengsek itu. Dan kalau di pikir-pikir kalau uang itu saya tabung saya bisa membeli motor atau beli mobil sedan 2nd tinggal di tambahin aja dikit atau bisa untuk DP rumah. huehuehuehue....
Ada hikmah dibalik ini semua. Pertama kali kita mendapatkan cobaan ini pastilah kita merasa tidak sanggup menghadapinya. Semuanya seperti buntu. Seakan-akan tidak ada pintu untuk membuka agar ada jalan untuk menyelesaikan masalah ini. Dan yang fatalnya keinginan untuk bunuh diri saja.
Tapi ternyata ketika kita mau berusaha dengan keras dan berdoa dengan sungguh-sungguh dan kita harus sabar dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan terbaiknya.
Terimakasih yach Allah telah memberikan jalan yang terbaik buat saya, suami dan anak dalam menghadapi masalah kami yang lalu. Masalah yang kami anggap terlalu berat itu akhirnya dapat kami selesaikan. Walaupun kami harus hidup berhemat tapi kami tidak nelongso banget dalam mengarungi hidup baru kami.
Terimakasih yach Allah, telah mengembalikan kami menjadi manusia yang merdeka tanpa harus terjerat dan terintimidasi oleh orang-orang yang tidak kami kenal.
Terimakasih yah Allah, Kau tetap sayang kepada kami sehingga kami, saya, suami dan anak bisa menjalankan ini dengan baik dan malah mempererat tali kasih, cinta dan kebersamaan kami semakin erat.
Maafkan saya, suamiku yang sempat emosial menghadapi cobaan ini tapi dengan kelembutan dan kesabaran yang kau berikan membuat saya yakin bahwa kamu adalah teman, abang, suami dan papa yang is the best.
Kami tahu bahwa masalah akan datang di masa depan entah apa itu masalahnya tapi kami mohon kepadaMu ya Allah untuk terus jaga kami, sayangi kami seperti kami selalu sayang dan menjaga namaMu di hati dan langkah kami.
Minggu, 06 April 2008
Satu orang, banyak nama
Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan. Bermula dari souvenir cantik yang diberikan untuk para undangan. Yaitu buku-buku yang pernah di tulis oleh sang penganten laki-laki. Buku ini saya baca-baca ketika menemani hegel si buah hati bermain di arena istana anak-anak yang ada di wilayah TMII. Betapa kagetnya saya ketika ada ucapan terima kasih penulis, ada nama suami tercinta saya. Tapi bukan Syarifudin yang di tulis tapi Udin Oboy. Hihihihihi.....
Suami saya ini namanya cuma Syarifudin tapi karena masih wong deso jadi di tambah lah namanya di KTP atau di rekening banknya menjadi Syarifudin bin Salwani. Selama saya mengenalnya selama 10 tahun ini ada yang lucu dengan panggilannya.
Dulu waktu saya kenalan sama dia, dia selalu menyebut namanya Syarifudin bukan Syarif atau Udin. Tapi karena temen-temen di kampusnya memanggilnya dengan sebutan Udin maka saya panggil dia aja dengan nama udin.
lucunya ketika saya pada saat itu belum pacaran sama suami aku ini lagi berbagi cerita dengan salah teman udin di kampus. Dia lagi ingin menjodohkan saya dengan Udin ceritanya nih. Dia menyebut udin ini dengan nama syarif. Aku pikir dia lagi ngomongin temen kita yang namanya syarif. Jadilah selama ngobrol ngobril itu kita pada ga nyambung. Dan karena penasaran siapa sih syarif dan ternyata yang di maksudnya itu Syarif yah Udin. Yach ampun....
Nama kedua adalah waktu kita sudah jadian. Ceritanya waktu kita sama-sama pulang dari demo di DPR. Di jalan tiba-tiba ada yang manggil ....Sari... karena nama saya yang di panggil refleks saja mencari arah suara dan menjawab ..Apa... eh tau ga seh ternyata bukan saya yang dimaksud, dia memanggil Udinku.. hahahha.... Dia itu temen udin waktu sekolah di Tanggerang.
Nama ketiga ketika saya diajak ke rumahnya. Ternyata di rumahnya ini Udinku itu di panggil dengan nama Syarif atau Arief. Jadilah kalau saya ke rumahnya memanggil nama Udinku dengan nama syarif ke orangtuanya dan memanggil arief ke adek-adeknya. Tapi kebalikan kalau keluarga udinku ke rumah saya mereka memanggilnya dengan nama Syarif atau Udin.
Lucunya nama Udin juga ada di keluarga Udinku ini, yaitu mamangnya. Ceritanya ada salah satu senior yang mau bicara dengan Udinku ini.Terus saya kasih saja no telpon rumahnya. Trus dia telpon saya lagi dan mengatakan bahwa Udinnya lagi tidak ada mungkin di rumah isterinya. Gubrak. Terus aku jelasin aja bahwa aku lupa kalau di rumahnya Udinku itu memakai nama alimnya Syarif. hehehehe
Nama keempat, ketika bergaul dengan temen-temen di gerakan yang notabene banyak dari berbagai kampus baik di jakarta atau di luar jakarta. karena nama udin itu banyak banget makanya mereka memanggil dengan nama Oboy atau Udin Oboy.
Nama Kelima, ketika saya ciptakan panggilan sayang untuk Udinku ini. Pada waktu dulu aku tuh paling males dengan panggilan sok mesra. Sayang, yayang, cintaku atau apalah karena saya pikir itu hiperbola. Walaupun Udinku selalu memanggil saya dari pacaran sampe sekarang dengan sebutan yayang. Yah saya terima saja karena itu kan haknya dia mengekspresikan rasa cintanya ke saya. hehehhe.... Tapi untuk saya engga dech. Tapi saya punya panggilan sayang untuk Udinku yaitu ayam atau yayam. Sampai sekarang loch kalau ga di depan anak aku manggil dia dengan sebutan yayam.
Tapi ternyata panggilan ini jadi panggilan temen-temen ketika mereka mencari tau ke saya dimana udinku berada. Bukan yayam tapi ayamnya. Hehehhehe....
Dan mungkin ada lagi nama-nama yang mereka ciptakan untuk Udinku yach aku ga tau asal jangan perempuan aja yang memanggil nama Udinku dengan panggilan special bisa panjang nih ceritanya. ini serius loch.
Jadi nama suami saya itu, Syarifudin atau syarif atau arief atau sari atau udin atau oboy atau udin oboy. Terus kalau nama istri itu biasanya kan di belakangnya ada nama suami trus nama saya jadinya apa dong. Sari Syarifudin kayaknya ga enak deh, Sari udin yaelah ga enak juga, Sari Oboy apalagi ini sok gaul banget. Hehehehehe.... binun ach
Senin, 03 Maret 2008
Maafkan saya yah selama empat bulan ini
Karena kesibukan saya mengurus persiapan pesta ulang tahun keponakan saya maka saya lupa untuk tes. Baru hari minggunya saya tes dan hasilnya Positif. wow......
Saya sangat surprise yang pastinya kaget banget. Tapi saya belum berani untuk ke dokter karena suami saya sedang dinas ke luar kota baru hari kamisnya datang ke Jakarta. Dan saya termasuk orang yang takut untuk ke dokter sendirian apalagi ini soal kehamilan.
Terus terang ini semua di luar rencana saya. Saya masih menginginkan mencurahkan kasih sayang dan materi saya untuk Hegel saja. Secara hegel masih sangat kecil dan dulu saya malah hanya menginginkan memiliki hegel seorang saja. Sehingga saya bisa fokus untuk membangun masa depannya. Tapi Allah mempunyai rencana lain. Dan saya tidak mungkin menolaknya. Karena rencana Allah adalah takdir yang harus saya terima dengan senang hati.
Hari kamis itu akhirnya saya ke dokter kandungan untuk memastikan saja. Karena kok sepertinya sudah ada detak di perut saya. Dan setelah dokter memeriksa. Kamu sudah empat bulan. Wow empat bulan. Selama empat bulan ini saya selalu meminum pil KB, minum obat warung untuk mengobati batuk saya, makan durian teman di kantor. Walaupun dokter bilang saya tidak apa-apa tapi saya sedih, syok banget. Selama empat bulan ini saya tidak bisa mengetahui dan masa bodo terhadap janin yang ada di diri saya. Maafkan saya.
Dan akhirnya selama hari jumat kemaren saya menjadi orang yang merasa bersalah. Saya melakukan kesalahan kedua. Saya menyia-yiakan kembali. Saya jadi serba salah ketika melihat hegel dan janin di perut saya. Hegel masih minum asi saya dan ketika saya coba untuk menyapihnya ada perasaan sakit dan terluka di hati saya. Ketika hegel menagis karena dia merasa pahitnya asi-nya saya juga menangis. Sedangkan janin saya harus terus saya berikan nutrisi dan makanan yang bergizi karena selama empat bulan ini saya merasakan tidak memberikan apa-apa. Ya ini adalah kehamilan yang tidak kami rencanakan tapi sekali lagi saya harus bangkit untuk membuat janin saya merasa nyaman dan aman.
Saat ini saya sendiri sudah bisa menerima kehamilan ini dengan senang hati. Kalau suami saya sih senang-senang saja dari awal. Saya ingin menjaganya dan merawatnya. Kan lucu juga tuh beda dengan hegel 2 tahun 3 bulan nanti. Kalau kata mama saya biar capeknya sekalian. Doakan yach semoga bayi saya nanti sehat dan tidak kekurangan apapun. Amien. Yang pasti inilah pelajaran hidup yang harus saya jalankan. Belajar bersikap adil. Adil kepada diri saya sendiri, suami, hegel dan janin di perut saya. Adil dalam segala hal.
Ya Allah berikan kekuatanMu kepada saya dalam menjalani kehamilan ini. Berikan kesehatan dan keselamatanMU kepada saya dan janin saya ini. Berikan kami mukjijat dan keajaibanMu seperti Kau berikan itu kepada anak pertama kami Hegel.
Ya Allah berikan kami rezekiMu, kabulkan segala usaha kerja keras kami berdua agar mendapatkan hasil yang Kau ridhoi. Amien