Senin, 28 Januari 2008

Dasyatnya berita kemaren....

Sebenarnya saya males untuk menulis yang ada hubungannya dengan Soeharto lagi. Apalagi berita di berbagai media sudah mengupas habis soal dia. Dan karena saya tau idiologi media adalah berita yang layak di jual saja. Yah sudah saya hanya bisa menikmati sirkus media seperti status bos saya di YM. Terlebih dari itu saya sudah senang karena Allah telah mengabulkan doa saya.

Tapi dalam perjalanan pulang kemaren, saya tadinya males banget ikut nimbrung percakapan teman sekantor saya tapi karena percakapan merekalah akhirnya saya harus ikut nimbrung. Seperti ini nih percakapannya:

.................................... (percakapan ga penting males ah nulisnya. Cuma bahas soal pengusiran Mayang Sari) lalu tiba-tiba teman saya bicara

AAA : Sebenarnya presiden itu bagusnya dari militer yah. Pertama negara jadi aman dan tentram

BBB : Iya kaya dulu tuh ga banyak pengemis, kejahatan, ekonomi juga stabil.

Sari : Kok mau sih dipimpin saya militer. Bukannya militer itu selalu mengambil tindakan dengan kekerasan dan intimidasi.

BBB : Ya iya lah kalau salah yah harus di hukum

................................. (males banget dengerin karena mereka selalu membanggakan soal kepemimpinan militer dan soal soeharto)

BBB : Soeharto itu hebat loh. Waktu dia menjabat keadaannya ga kaya gini2 banget.

Sari : Bukannya sesuatu terjadi karena ada sebabnya. Gw sih sepakat kalau Soeharto itu baik. Tapi ada sisi buruknya dan itu jangan di lupain dong.

BBB : yah ela ri semua orang juga kaya gitu bukan

Sari : Ini Beda kalau dia seorang pemimpin. Dia yang bertanggung jawab atas semuanya karena apa kebijakan dan sistem yang dibuat pastinya karena perintah minimal seijin dia.

BBB : Bukannya semua pemimpin begitu. Terus kalau sudah mati terus mau di apain. Lagian dia tuh dah di adili sama Tuhan.

Sari : Lah kok jadi ngurusin kerjaan Tuhan sih. Biarin aja Tuhan mau ngapain dia mau di hukum atau disayang itu mah urusan Tuhan. Urusan kita disini gimana caranya tuh agar perbuatannya di dunia di pertanggung jawabkan. Kalau proses pidananya dah gugur karena dia sakit dan akhirnya meninggal kan ada proses lainnya. Gw juga yakin kok Soeharto ataupun keluarganya ga mau nama baiknya tercoreng. Makanya hukum itulah yang menjadi pegangan walaupun hukum disini buruk banget tapi kan ada usaha.

BBB: Yah elah emang lo percaya sama hukum disini. Tapi dulu itu keadaannya enak banget. Beli bensin disini 500 perak tapi di malaysia dah 5000. Inikan gila. Udah gitu Kalau gw ke luar negeri kaya ke Malaysia atau Singapore orang seperti melecehkan dari Indon yah....

AAA : Iya ini cerita kenyataan loh supir bis pernah ngomong sama saya kalau pendapatan dulu dia hanya 30 ribu tapi bisa hidup dengan nyaman.

Sari : Ya iyalah dollar aja dulu berapa. Gw aja naik bis aja waktu ke sekolah dengan duit 200 perak bisa PP. Tapi coba deh sekali lagi liat kalau kondisi ini di buat sama pemerintah pada zaman dulu hanya untuk membuat kita "tenang". kita diberikan subsidi di bidang apapun terus akhirnya apa yang terjadi kita menjadi bangsa yang malas. Padahal dulu kalau kita sudah di gembleng terus mungkin saat ini Indonesia tetap jaya mungkin Malaysia akan kalah. Kalau keadaan sekarang ancur banget karena coba deh hutang kita dah berapa 200 triliun yang di tinggalin trus kita mau hutang lagi. ke IMF gitu bukannya kita malah cuma jadi boneka. Keadaan ini karena hutang jaman dulu. Trus kalau kita hutang lagi trus cucu kita deh yang bakal merasakan lagi keadaan ini

BBB : yah elah ngapain sih ngomongin yang akan datang sekarang aja dah ribet. Tapi malaysia bisa hebat kok. Udah deh males banget deh bahas Indonesia. Kalau boleh mimilih gw tuh males banget tinggal di sini.

Sari : (dalam hati yah udah loe tinggal aja di Malaysia. cuma di dalam hati karena nih orang tipe orang yang mau menang sendiri) Tapi Malaysia ga ada demokrasi. Sama di Indonesia pada zaman dulu. Ada yang beda sedikit aja pasti di tendang. Kaya disini ada yang beda dikit aja langsung deh di culik. Ada yang aneh dikit aja di tembak.

Maaf nih diskusi di putus dulu saya dah harus turun..... (dalam hati pasti gw bakalan di cela deh sama mereka. Pasti mereka pikir gw kurang kerjaan)

Sampai di rumah saya jadi merinding sendiri. Betapa semuanya jadi sangat berat. Saya jadi ingat ketika teman sekampus saya harus meninggal dengan cara yang tidak manusiawi. Dia di tembak. Iya Sigit Prasetyo dari kampus YAI dan teman-teman lain dari kampus lainnya harus meninggal a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Semanggi"> dalam tragedi semanggi. Dan betapa heroiknya disaat saya mengantarkan ke tanah kusir. lagu gugur bunga dinyanyikan, kita semua memakai almamater yang berwarna karena Sigit bukan hanya milik YAI tapi milik semua kampus. Dia pahlawan bagi kami.

Dan saya ingat semua orang pada saat itu mendukung apa yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat. Media begitu peduli terhadap apa yang di lakukan oleh mahasiswa. Semua orang menghujat Soeharto termasuk media. Dari Mahasiswa, tokoh muda dan tua, rakyat berkumpul jadi satu dan ketika Soeharto melakukan pidato pengunduran dirinya mereka semua menangis, berpelukan, tepuk tangan, teriak dll.

Tapi apa yang terjadi sekarang setelah 10 tahun berlalu dan ketika soeharto benar-benar meninggalkan kita. Media dari tanggal 27 jam 1.30 sampai hari ini memberitakan kematian soeharto secara berlebihan menurut saya. Soeharto meninggal pada tanggal 27 Januari 2008 jam 1.10 di rspp pada umur 86 karena sakit. Media bukan hanya memberitakan soal sakit dan prosesi pemakamannya. Bagaimana ribetnya mengantar jenajah ke Giri Bangun-karanganyar-Solo, Persiapan, SBY sebagai presiden, JK dan para menteri belum lagi keluarga dan kerabat sampai-sampai harus mempersiapkan 17 pesawat lebih dan media lagi-lagi memberitakan bagaimana kehebatan Soeharto dan tidak seimbang. Sedikit sekali pemberitaan mengenai perbuatan keji yang dilakukannya semasa memimpin. Bukannya ada pembunuhan massal, penculikan, penembakan misterius, penyerobotan lahan warga, korupsi yang begitu besar. Kenapa itu tidak diberitakan. Apakah ini adalah hal yang wajar dan sah saja.

Terus siapa dong yang peduli sama korban atas kebijakannyanya. Keluarganya saja. Terus mengikhlaskan kepada tuhan biar tuhan yang akan mengadilinya. Saya sepakat itu tapi bukannya Tuhan membenci umatnya yang hanya berdiam diri. Urusan Tuhan yah biar aja Tuhan yang ngurusin tapi urusan kita disini adalah bagaimana yang salah harus bertanggung jawab. Masa sih seseorang meninggal karena di bunuh dianggap biasa. Terus Munir meninggal dengan cara begitu dianggap wajar. Kasihan sekali Munir. kasihan sekali korban penculikan, kasihan sekali keluarga seperti Sigit, Wawan, Yun Hap dan korban yang lainnya.

Tapi disini sebagai manusia yang mempunyai hati dan perasaan saya mengucapkan Innalilahi Wa Innalillahi Rojion. Semoga amal yang telah kamu lakukan selama ini diterima disisiNya. Amien.....

Senin, 21 Januari 2008

Satu tahun delapan bulan

Tanggal 19 kemaren adalah hari dimana Hegel anak kami bertambah usianya. Satu tahun delapan bulan tepatnya Hegel mengisi hari-hari kami. Sebenarnya saya ingin menulis lebih dalam soal Hegel yang menjadi mukjijat kami ini. Tapi saya belum siap mempublikasikan karena saat ini saya ingin merasakan kegembiraan bersama Hegel. Tapi disini saya ingin mengucapkan terima kasih dengan sangat kepada Allah yang telah memberikan titipanNya kepada kami. Kedua kepada orangtua kami yang sangat perhatian kepadanya dan yang ketiga kepada Bapak yang telah memberikan pertolongannya yang sangat kami butuhkan pada saat Hegel lahir dan sampai saat ini. Kami tidak tahu dengan apa kami harus membalas. Namanya selalu kami sebut dalam doa kami.



Selamat panjang umur sayang..... mama papa selalu mendoakan kamu. Mama papa sayang kepadamu

Kamis, 17 Januari 2008

Soeharto kritis, tahu tempe kritis, minah kritis, dompetku juga kritis ...huhuhuhuhu

15 hari sudah Soeharto terbaring di RSPP dengan keadaan kritis. Selama 15 hari itu juga keadaan ekonomi di Indonesia semakin tidak menentu. Walaupun ini sudah terjadi selama pemerintahan SBY tapi hal ini semakin terasa sekali beban beratnya seperti Soeharto menanggung beban untuk hidup dan mati. Sekian kali kata-kata kritis selalu diucapkan tim dokternya untuk mengambarkan kondisi kesehatan Soeharto. Dan kata-kata kritis semakin sering kita lihat dan dengar di media cetak maupun elektronik.



Setiap ada kata-kata kritis terucap oleh ketua tim dokternya selalu nantinya akan ada antrian panjang di pintu masuk, lift atau lantai 5 RSPP dimana Soeharto dirawat. Antrian panjang orang yang wanggi-wanggi, berpakaian sopan, memakai kendaraan mewah dan selalu membawa serta ajudan atau bodygard mereka. Belum lagi para pemburu berita dari berbagai macam yang selalu siaga 24 jam.



Semua orang yang akan ke lantai 5 pasti punya kepentingan yang berbeda-beda apalagi ada sorotan dari media yang akan membuat namanya jadi harum kembali karena yang berkunjung kesana adalah sebagian orang-orang lama yang dulunya sangat terkenal di penjuru negeri ini. Setidak-tidaknya mereka adalah orang yang pernah mendapatkan dan menjalankan petunjuk dari seorang Soeharto yang saat ini untuk hanya menghembuskan nafasnya saja harus memakai alat bantu yang pastinya sangat mahal itu. Beda sekali dengan Soekarno seperti yang di tulis


Kalau melihat kondisi Soeharto yang kritis dan dimana-mana terdapat selang karena menurut siaran pers tim dokter yang merawatnya bahwa semua fungsi organ tubuh Soeharto terganggu. Ini membuat saya dan mungkin semua orang akan jatuh kasihan. Betapa orang yang dulunya mempunyai kekuatan dan keberanian -nyatanya dia bisa merebut negara ini dari kekuasaan Soekarno kan-, kemewahan harus tidur tanpa daya dengan tubuh dikelilingi alat medis.



Kehidupan Soeharto dalam 15 hari ini sangat kontras sekali dengan kehidupan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia baik di daerah maupun di ibukota mempunyai permasalahan yang sama. Kalau selama 15 hari di RSPP terdapat antrian yang panjang untuk menjunguk si mantan penguasa rakyat dan asset negara Indonesia sedangakan rakyat Indonesia harus berbulan-bulan melakukan retunitas ini. Iya mereka harus mengantri untuk mendapatkan seliter beras, seliter minyak tanah, seliter minyak goreng dan seliter-liter lainnya ke agen langsung karena kalau mereka membeli di warung harganya bisa naik 2x lipat.



Selama berbulan-bulan rakyat harus bangun pagi bukan karena dia harus bekerja tapi hanya sekedar mengantri di agen minyak. Jam 4 pagi mereka harus sudah di agen untuk membeli minyak tanah yang hanya di batasi hanya 2 liter saja coba bayangkan hanya 2 liter. Buat apa coba 2 liter untuk rumah tangga yang mempunyai anak banyak atau buat apa 2 liter untuk para pedagang.


Dan empat hari lalu ada hal yang mengejutkan saya, tidak tahu apa di daerah mengalami atau tidak tapi di Jakarta, Jakarta tanpa tempe dan tahu. Kalau penduduk Jakarta penduduknya mapan semuanya sih it's ok. Tapi penduduk di Jakarta itu masih ada yang tinggal di rumah semi permanen malah ada yang di pinggir kali, kolong jembatan, rumah kardus dan tempat tinggal yang mereka anggap sebagai tempat yang sedikit layak untuk sekedar menyelonjorkan badan, pengganguran dan calon pengganguran, si miskin dan calon si miskin, si kaya yang tiba-tiba jatuh miskin dll.



Dengan kehidupan yang sudah mahal dan dibuat menjadi mahal lagi memakan tempe atau tahu sebagai lauk yang bergizi dengan nasi adalah sebagai tanggung jawab orangtua kepada anaknya untuk memberikan nafkah karena tidak mungkin mereka memberikan McDonald dan minum Coca Colla kan. Tapi alangkah terkejutnya ketika mencari minyak tanah saja sudah susah tiba-tiba makanan utama rakyat Indonesia harus tidak ada juga. Masa sih kita harus ke Jepang untuk sekedar makan tempe dan tahu karena untuk ke Jepang aja mungkin harus bermimpi dulu. Jadi makan tempe dan tahu juga harus mimpi. hehehhe... kalau tidak percaya baca aja tulisan http://jsop.net/asset_kita/01/2008/



Oh iya kalau ada yang bilang saya hanya mengarang saja dan mengatakan rakyat yang mana sih mbak Sari ini seperti para politisi mengatakan coba deh kamu-kamu baca koran kalau tidak percaya dengan koran seperti bapak Yusuf Kalla coba deh datang ke rawajati jangan jam 4 kalau kepagian tapi jam 7 dekat kok sama Plaza Kalibata kalau takut kepanasan karena disana sudah ada Jco atau Breadtalk biar kamu-kamu bisa wi:fi-an di udara yang dingin setelah menunggu antrian yang panjang karena biasanya dari jam 4 subuh itu berakhir jam 12-an. Belum lagi kalau ada yang pingsan jadinya biasanya tambah lama lagi tuh karena biasanya mereka menyelamatkan yang pingsan dulu maklum deh walaupun di daerah kita miskin karena masih memburu minyak tanah tapi kita masih punya rasa kemanusian kok. Tapi jangan berharap bau wangi dari setiap orang yang mengantre dan pakain yang mahal yang mereka kenakan apalagi mobil mewah dan jangan berharap ketika kamu ketemu mereka kepentingan terselubungmu akan terpenuhi. Bukan mereka bukan seperti yang di RSPP tapi tenang saja kamu bakal merasakan enak kok karena setelah mengantre kamu bisa kok ke Plaza Kalibata dan menikmati nikmatnya hidup dengan wi:fi-an.



Kalau teman-teman melihat televisi juga pasti miris deh melilhat antrian panjang untuk mendapatkan beras di operasi pasar, minyak tanah di agen-agen dan antrian lainnya tapi jangan kaya bapak wapres kita Yusuf Kalla yang menyamakan antrian panjang hal yang saya sebutkan itu dengan antrian naik pesawat dan nonton bioskop. Coba deh seorang negarawan tuh yang ngomong.


Kata-kata kritis juga di hinggapi juga ke bidang ekonomi dengan antrian dimana apalagi sekarang kata mama saya (saya percaya sama mama saya daripada sama pemerintah) secara mama adalah pelaku ekonomi, halah sari ngomong apaan sih) terigu juga sudah mahal banget sampai kemaren itu dalam sehari tidak ada yang jualan donat kalau ini bukan seperti tahu tempe yang langka tapi karena terigunya yang mahal. Sampai-sampai kalau kamu pada baca koran hari kamis tanggal 16 Januari 2007 ada loh yang nekat bunuh diri karena kondisi ini.



Dan kata-kata kritis juga saya rasakan saat ini. Pas tanggal tua Hegel sakit. Panasnya tinggi banget sampai 39 (apaan yah kalau di termometerin) trus batuk kalau batuk sih ketularan saya yang sudah seminggu ini batuk karena kebanyakan makan rambutan trus Hegel juga pilek lagi. Dan sepertinya kalau kata mama saya secara mama saya sudah melahirkan dan membesarkan 4 anak jadi percaya aja deh, gigi Hegel itu mau tumbuh jadilah kompleks banget nih sakitnya si jagoan kami ini. Cepat sembuhnya sayang.......



Kami juga tidak mau dikatakan orangtua yang tidak bertanggung jawab cieeeee orangtua nih nyee... hehehe... jadi kami memutuskan untuk membawanya ke dokter dan tau sendirilah berobat ke dokter anak itu berapa dan lagi pas banget susunye Hegel juga habis. Pas kita ke ATM ternyata persediaan kita juga dah ga ada padahal kemaren sudah sempat ngebon sama teman kantor. Jadilah kami hanya bisa tersenyum aja berdua. hehehehe hidup itu unik juga. Padahal sekarang baru tanggal 17 loch. Dan tanggal-tanggal tersebut adalah tanggal kritis kami secara antrian untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin panjang karena tanggal 28 masih jauh bo.........

Note: Ku mohon kepadaMu hari ini

Ya Allah berikan kesembuhan kepada anak kami Aniendya Hegel Pratama, cabut rasa sakitnya dan buatlah dia riang dan lincah selalu.

Ya Allah berikan rezekiMu seperti Kau berikan rezekiMu pada bulan-bulan dan hari-hari yang telah kami lewati.....

Ya Allah berikan ketetapanMu kepada orang yang menjadi sorotandi negeri ini. Walaupun dia pernah menzolimin dan menyiksa kami tapi tolong lah dia berikan ketetapaMU

Ya Allah kabulkan doa hambaMu ini karena hanya kepadaMu hamba memohon. Amien....

Minggu, 13 Januari 2008

Soeharto, saya dan kehidupan saya

Sewaktu hanya bisa membaca blog orang-orang, saya pingin sekali seperti mereka menulis, menulis dan menulis. Menulis apapun yang saya rasakan. Karena sebenarnya saya tipe orang yang suka menulis daripada berbicara. Kalau sedang marah -bertengkar- dengan suami saya pasti mengunakan media tulisan untuk mengungkapkan perasaan saya di bandingkan harus teriak-teriak dan akhirnya jadinya menangis. Secara waktu awal berumah tangga saya tinggal di kamar kos dan sekarangpun masih menumpang di rumah orang tua.

Tapi setelah punya blog saya bingung mau di apain ini blog. dibuat kosong saja. Pasti malu deh sama diri sendiri karena kadung sudah bertekad. hehehhehe....

Mau nulis soal anak kayaknya nanti aja deh pas tanggal 19 karena tgl 19 hegel selalu bertambah umurnya. Mau nulis Soeharto sepertinya semua media baik cetak, elektronik maupun maya pasti dah ngomongin Bapak yang dulu pernah saya dan temen-teman berjuang di jalanan untuk menurunkannya. Sepertinya males aja ngomongin Bapak yang satu ini soal kesehatannya, kekayaan, kerakusannya, kekuasaannya dan ke, ke yang lainnya.

Wah mendingan ngomongin peristiwa yang ada hubungannya antara Soeharto, saya dan kehidupan saya.

Kalau ngomongin Soeharto saya jadi ingat betapa Soeharto telah merubah jalan hidup dan pikiran saya. Dulu sebelum saya "mengenal" Soeharto, saya adalah anak perempuan ke tiga dari orang tua saya yang kerjaannya hanya belajar, bermain dengan teman-teman, nongkrong di blok m, mall-mall di jakarta, makan di menteng, makan bakso di 'erick' matraman depannya Gramedia (bukan masuk di gramedia), main di rumah teman ke teman yang lain, belajar kelompok, ikut eskul di sekolah, pramuka, majalah sekolah, paskibra, OSIS dll.

Tapi setelah masuk dunia kampus tepatnya tahun 1997 di semester 2 setelah perlahan-lahan saya masuk ke dunianya Soeharto saya semakin diajak untuk masuk kedalam diri Soeharto. Ke jantung, lambung, hati dan tiba-tiba saya ada di denyut nadinya. Denyut yang aneh dan semua organ tubuhnya semuanya berfungsi tidak seperti yang saya pelajari. Saya merinding ada apa dengan Soeharto. Bukannya dia adalah Bapak bangsa, pemimpin yang membuat orang tua saya mendapatkan pekerjaan dan akhirnya bisa memiliki rumah sendiri di Jakarta dan memiliki kebahagian dengan hadirnya kami berempat. Bukannya suara yang di keluarkannya ada suara keteduhan, ketentraman, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan.

Tapi kenapa setelah saya ingin mengetahui lebih dekat ke dalam dirinya yang ada hanya kemunafikan, kebohongan, kerakusan, ketamakan dan ke, ke yang you tahu kan maksud ai...

Dan lewat Soeharto-lah saya bisa berteriak revolusi...revolusi sampai mati....Dan lewat Soehartolah kegiatan yang dulu saya sukai menjadi hal yang menjijikan. Saya tidak suka ke mall. daripada ke mall mending baca buku di gramedia atau di basecam kampus-kampus di jakarta dimana disitu akan terjadi dialektika pemikiran dan banyak buku yang bisa saya baca untuk menjadi acuan untuk berdiskusi dengan teman-teman. Saya lebih suka nongkrong di toko loakan di senen atau toko buku di TIM atau nongkrong di utan kayu.

Lewat Soeharto saya bisa menulis di Tabloid Mahasiswa yang kemudian di ganti menjadi Tabloid Visi Mahasiswa dan memakai kartu pers untuk mencari berita. Saya bisa mengenal dekat dengan tokoh-tokoh mahasiswa dan tokoh-tokoh muda dan tua yang pro dan kontra dengan mahasiswa. Di Tabloid itulah saya bisa memberitahukan kepada publik betapa organ tubuh Soeharto itu bukan seperti yang selama ini dibicarakan, dipelajari dan dijadikan panutan semua orang. Bahwa selama 32 tahun kebohongan publik itu di kerengkeng olehnya dan kroni-kroninya. Dan selama 18 tahun Dia lah yang berperan membuat saya dan teman-teman saya menjadi anak bangsa yang apolitis dan hanya menjadi anak pendengar saja dan tidak boleh membatah - jangannya mengungkapkan pendapat, niat membatah saja tidak boleh.

Lewat Soeharto saya bisa bekerja, bekerja tanpa harus melewati psikotes, membawa ijasah dan rasa takut saat akan di wawancarai. Katagori KKN ga yah kalo yang ini. hehehhehehe...

Dan yang pasti lewat Soeharto saya bisa mengenal dan menikah dengan suami saya. Saya bisa menghargai sebuah proses perjuangan termasuk perjuangan membina rumah tangga. Saya bukan menjadi seorang perempuan yang menuntut suaminya harus membelikan ini dan itu sebagai bagian dari rumah tangga pada saat ini harus ada. Saya tidak menginginkan itu saat ini karena perjuangan yang murni pasti ada rintangannya. Saya hanya ingin dia menjadi suami yang mengetahui tanggung jawabnya dan mempunyai misi ke depan. Bahwa perjuangannya itu masih harus memakan waktu, tenaga dan biaya saya akan relakan tapi saya mohon kepada Allah bahwa semuanya harus ada waktunya. Perjuangan harus ada hasil dan saya masih sabar menunggu hasilnya. Dan untuk itu saya akan sekuat tenaga membantunya agar tatanan yang dibuat ini walau sedikit demi sedikit tidak roboh melainkan semakin kuat.


note: menjadi istri aktivis itu susah-susah gampang yah. Ada senangnya karena saya masih bisa berkomunikasi dengan teman-teman 'seperjuangan' dulu walaupun sudah tidak aktif tapi masih diingat. Dan selalu diberikan perkembangan yang up to date. Sedihnya karena masih berjuang suka ada 'setan' pengganggu seperti "rumput tetangga kok tak se hijau rumput di rumah kita yah...hahahahhaha.... jadul banget yah... ini nih terkontaminasi karena sudah jarang kumpul dengan kawan-kawan.

Maaf yah maksud hati pingin aktif kembali tapi kalau saya dan suami sama-sama aktif siapa yang dapat membiayai hidup rumah tangga. Masa sih hegel -anak pertama kami- harus makan buku. (maaf yah kalau ada yang tidak suka dengan pendapat saya tapi ini realitas) Saya kan harus bekerja agar menghasilkan penghasilan tetap tiap bulannya sedangkan suami biarkan terus mengejar dan gapai lah matahari. Walaupun tahun kemaren Tuhan telah menunjukan salah satu hasil dari perjuangan yang di inginkannya saya mohon Tuhan kembali mengabulkan segala perjuangan kami di tahun 2008 ini. Karena kami yakin kami bukan hambamu yang malas......

Rabu, 09 Januari 2008

2008 ada blog di hidupnya sari

Saya termasuk orang yang telat mengenal blog. Baru di pertengahan tahun 2006 saya mengetahui ada nya blog. Itu juga kalau saya tidak bekerja di majalah Addiction-majalah free magazinenya orang-orang iklan- mungkin sampai saat ini saya tidak mengetahui apa itu blog. Mungkin tidak ada penambahan manfaat yang dapat saya rasakan dari dunia maya.

Pertama saya membaca blog itu blognya chief of editor saya. Setelah saya membaca blognya pakde saya sepertinya diberikan sebuah pencerahan dalam hidup saya terutama mengenai dunia advertising dan film. Gaya bahasanya yang enak banget membacanya karena tidak sedang menggurui si pembacanya. Sama seperti majalahnya. selalu dinanti-nantikan semua orang bukan orang iklan saja.

lalu dari blog pakde ini saya di tuntun untuk melihat dunia lain para blogger -sebutan orang-orang yang mempunyai blog. Setelah saya membaca tulisan mereka di blog dimana mereka bisa bebas tapi santun dalam menyampaikan sebuah opini, gagasan atau apa saja yang mewakili dirinya. Ini menarik.

Ketika kita sedang sedih, senang, atau mau mengutarakan yang kita lihat, dengar, cium dengan bahasa kita sendiri disinilah tempatnya. Di blognya kita. Blog ini menjadi catatan pinggir hidup kita. Disela-sela kesibukan kita, kepenatan kita menjalankan kehidupan ini kita butuh catatan untuk mengingat peristiwa yang ada di diri kita.

Dulu mungkin waktu SD saya ingat sekali kita punya buku harian yang selalu menemanin kita sebelum tidur untuk menuliskan apa yang kita lakukan dan rasakan selama dari pagi sampai sebelum tidur itu.

Sempat di tahun 2007 saya memohon dengan teman kantor untuk dibuatkan blog. Karena saya pikir membuat blog itu rumit. Secara saya ini salah satu orang yang gaptek. Tapi tekat di tahun 2008 untuk membuat blog kuat sekali. Dan setelah saya kotak katik sendiri ternyata membuat blog itu tidak rumit. Ternyata benar kata embah, mama dan bapakku. Jangan bilang tidak bisa sebelum di coba. hehehhehe...

Akhirnya saya tidak perlu zaki-teman kantorku- untuk membuat blog. Tanpamu saya bisa membuatnya. Selamat datang di catatan pinggir hidupnya sari....