Senin, 04 Agustus 2008

100 hari sudah

walaupun saya tidak pernah melihatmu
walaupun saya tidak pernah mendengarkan suaramu
walaupun saya tidak pernah bisa mengusap pipimu

tapi saya pernah merasakan keberadaanmu
tapi saya pernah merasakan detakan jantungmu
tapi saya pernah merasakan tendangan kecilmu
tapi saya pernah merasakan jiwamu

walupun itu hanya 6 bulan di kandunganku

Ya Allah terus jaga putra kami
Ya Allah terus sayangi putra kami
Ya Allah saya percaya hanya kepadaMu lah anak kami di jaga

doa kami selalu menyertai untuk putra kami
mama mohon senyumlah sayang di sana

Senin, 14 Juli 2008

Lingkaran setan ...

Pernah dengar berita soal minyak goreng palsu, daging segar palsu, gorengan palsu, kosmetik palsu, shampo palsu, duit palsu, dukun palsu dan siap-siap menyambut janji-janji palsu.

Yah, ternyata kepalsuan ini sudah berlangsung lama. Dan saya baru mengetahuinya baru-baru ini lewat siaran televisi. Misalnya minyak goreng palsu ini mereka ambil dari endapan oli yang sudah tidak terpakai lalu......... (saya tidak jelas banget karena terkesima sama berita itu) tapi yang pasti minyak itu sama persis sama minyak goreng curah yang di jual di pasaran.

Gorengan. Nah ini dia abang yang menjual gorengan menaruh plastiknya juga loh di minyak untuk mengorengnya biar renyah katanya. Gila yah

Shampo, kosmetik juga begitu mereka mengambil bekas botol shampo yang tidak terpakai di tempat sampah lalu mereka bersihkan dan membuat shampo sendiri dengan formula yang mereka buat sendiri. Dan semuanya itu menggunakan zat kimia. Gila yah zat kimia masuk dalam tubuh kita.

Es batu. Tau ga seh es batu yang biasanya di jual di pinggir jalan itu ternyata dari air yang belum di masak. Dan seabrek kepalsuan yang lainnya.

Sebenarnya saya mau mencari data yang akurat mengenai hal ini secara saya melihat dan mendengar di acara berita televisi saja dan pada saat itu saya tidak fokus banget alias tidak melihat secara detail proses pembuatan penipuan itu. Tapi kok kerjaan saya lagi menumpuk dan paman google belum memberi saya harapan jadilah cerita ini hanya sepotong-potong tapi kalau kurang percaya juga coba deh telepon teman atau kenalan yang kerja di Trans TV, Trans 7, Metro TV realitas atau Siginya SCTV.

Tapi coba bayangkan jika kita bangun tidur trus kita mandi dimana pasta gigi, sabun dan shampo yang kita pakai itu semua dari bahan-bahan yang berbahaya terus kita sarapan dan lagi yang kita makan itu adalah masakan orang tua kita yang tidak tahu kalau daging yang dibelinya itu adalah daging busuk yang biar segar oleh si penipu ini dengan darah segar dan diberikan racikan sedikit sehingga terlihat segar, atau daging sapi yang oleh si tukang jagal diberikan air sebanyak-banyaknya ke tubuh sapi hingga dia mati atau yang sering kita dengar dengan daging sapi gelondongan( bener ga yah nulisnya begini), atau ketika di sunguhi tahu yang terbuat dari boraq dan yang pastinya di goreng dengan minyak goreng palsu itu. Lalu setelah kita makan makanan penyakit itu kita pergi kerja di kantor kita makan dengan menu yang beda tapi dengan penyakit yang sama seperti di rumah lalu sore hari biasanya cacing di jam 3 biasanya minta di perhatikan biasanya kita makan bakso, bakwan malang, sate atau apa aja yang bisa di panggil.


Nah disini lah ada bakso dari katanya daging tikus got, ayam suntikan atau yang parahnya karena saya adalah muslim ada daging dari babi yang sialnya saya tidak bisa membandingkan dari semua daging ciptakaan Allah itu. Oh iya jangan lupa sama minum es nya yach. Tau kan esnya terbuat dari apa.

kalau dipikir-pikir pantesan aja banyak penyakit yang aneh-aneh melanda manusia saat ini. Entah itu cancer kulit, ati, paru-paru, kuku, dan banyak lagi deh.


Terus pas keadaan sudah lenggang biasanya saya menyempatkan untuk baca berita di koran atau di internet. Dan karena sekarang adalah masa kampanye sampai tahun depan jadilah saya selalu disajikan berita-berita yang palsu semua apalagi soal janji-janji. Dan celotehan mereka soal keadaan ekonomi, politik, sosial, budaya. Apalagi nih nanti akan timbul orang-orang yang peduli dengan bangsa ini secara dadakan. Dan itu ga satu doang tapi banyak bo kaya jamur. Wuih sudah berat dan membosankan.

Mau baca yang ringan-ringan, seperti berita selebriti tetep aja membosankan penuh dengan topeng dan kepalsuan.


Apakah hidup ini penuh dengan kepalsuan dan kita syah melakukan kebohongan, penipuan. Atau saya juga dalam rangka menjalankan misi penipuan ini. Bukannya menipu adalah perbuatan yang dibenci olehNya. Bukannya kita semua beragama. Atau menipu, memanipulasi, berbohong atau apalah artinya itu semua adalah hal yang biasa.

hmmm cape deh...

Rabu, 04 Juni 2008

Selamat Ulang tahun Hegel

19 Mei 2008 adalah tanggal dimana hegel bertambah umurnya. Karena kami baru mengalami musibah atas meninggalnya adeknya hegel kami berpikir untuk tidak merayakan ulang tahun hegel. Tapi hegel masihlah kecil dia belum tahu artinya meninggal malah dia bilang kalau ade kecilnya sedang bobo di kronjo- tanggerang sebuah desa tempat mertua saya tinggal.


Saya memang sudah merencanakan beberapa bulan belakangan ini mengenai ulang tahun hegel yang bertepatan dengan ulang tahun papanya. Saya ingin membuatnya spesial dan semuanya sudah diperhitungkan.


Tapi ternyata Allah punya rencana. Keuangan kami, kami prioritasnya untuk kebutuhan adeknya hegel. Seperti biaya persalinan, tahlilan dan lain-lain. Dan saya harus tega untuk tidak merayakan ulang tahun ke dua hegel.


Kenapa harus kata tega dan tidak tega ini nih ceritanya.


Pertama, Danang keponakan saya bulan februari kemaren merayakan ulang tahunnya. Banyak teman-teman yang datang dan ada acara tiup lilinya. Kedua, Danang dan acha keponakan kami itu sudah sekolah dan mereka bilang kalau hegel belum boleh sekolah karena belum ulang tahun. Terus, sebelum musibah menimpa kami, kami sering belajar menyanyikan lagu ulang tahun bersama hegel khususnya lagu tiup lilin.


Karena hal tersebutlah maka suami memutuskan untuk merayakan ulang tahun Hegel. Awalnya suami masih dengan niat awal untuk merayakan ulang tahun hegel di Mcd. Tapi setelah di hitung-hitung dengan teman hegel yang banyak dan kebutuhan rumah tangga yang panjang saya putuskan untuk merayakan di rumah saja.


Dan akhirnya acara itu berlangsung juga. Banyak teman-teman hegel yang datang walaupun teman-temannya besar-besar semua. Banyak kado yang diterima hegel dan akhirnya ada tiup lilinnya. Hegel senang sekali itu terliat ketika dia antusias sekali ketika menerima kado.


Sekali lagi selamat ulang tahun sayang semoga kamu menjadi anak yang terbaik buat kami, lingkunganmu dan pastinya buat agama dan tuhanmu

Senin, 26 Mei 2008

Ikhlas dan mengikhaskan

Gini nih nasib orang yang kalau mau menggunakan internet pas jam kerja secara memanfaatkan fasilitas kantor sih bisanya. Habisnya kalau ke warnet pastinya ribet deh bawa-bawa hegel dan perabotannya. hehehehe. Dan lagi saya harus cuti selama sebulan untuk memulihkan fisik dan mental saya. Saya mau cerita soal peristiwa hidup saya yang baru saya alami dan saya syok menghadapinya. Ini soal kandungan saya. Ini soal janin saya. ini soal bayi saya. Ini soal tanggal 24 April.

Ceritanya pada tanggal 23 April, saya tidak melihat ada ganjil dalam tanggal itu, karena saya menjalaninya seperti biasa. Bangun pagi, main sama hegel, berangkat ke kantor, kerja dan pulang ke kantor. Di kantor saya sempat ngobrol dengan teman sekantor soal tendangan anak saya di dalam perut saya dan betapa senangnya saya bahwa hari ini saya akan di USG. Jadi saya sudah tidak penasaran lagi soal keadaan janin saya. Terus terang saya sempat was-was karena saya takut ada apa-apa dengan janin saya secara dalam proses kehamilan ini saya masih minum pil kb.

Saya pulang ke rumah dulu dan menunggu suami untuk berangkat ke dokter barengan tapi karena suami pulang malam jadi saya putuskan untuk kontrolnya hari senin saja. Tapi setelah saya menidurkan hegel ada sesuatu dalam diri saya. Saya mengeluarkan banyak sekali darah segar. Deg... ada apa ini.

Terus terang seperti yang saya tulis di blog 2 bulan lalu bagaimana saya awalnya belum bisa menerima ketika saya harus hamil lagi dikarenakan beberapa faktor. Mengenai hegel yang menurut saya masih kecil. Mengenai kekuatan perekonomian yang menurut saya masih belum mapan secara kita baru terbebas lilitan hutang dari kartu-kartu kredit. Mengenai ketidaksiapan saya untuk membagi kasih sayang antara untuk hegel, bayi kami, suami dan untuk diri sendiri.

Namun setelah instropeksi diri dan menyiapkan mental saya yakin bahwa saya bisa menjalankan ini dan ini adalah rejeki yang diberikan Allah untuk kami seperti Allah memberikan Hegel kepada kami.

Saya teringat waktu saya sedang mengandung hegel, disaat masalah bertubi-tubi datang ke kami dan bayangan saya bahwa anak saya akan menjadi anak yang tertekan dengan kondisi kami. Tapi apa yang terjadi. Hegel adalah berkah bagi. Hegel adalah rejeki bagi kami. Hegellah yang mengantarkan kami untuk menjadi orang tua yang tenang, kuat dan selalu bersama-sama. Dan menurut kami Hegellah yang menuntun kami menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah kami dan akhirnya masalah kami satu bersatu terselesaikan. Walaupun kami tahu masalah kami akan muncul lagi di masa depan dengan bentuk yang berbeda. Tapi setidak-tidaknya kami punya pengalaman bagaimana menghadapinya nanti. hehehhe...

Nah lanjut soal kandungan saya ini, dimana saat saya sudah menerima dengan ikhlas dan saya siapkan mental saya untuk menyambut kehadiran buah hati kami. Seperti saya biasakan kepada hegel untuk memanggil dirinya bukan ade lagi tapi abang. Walaupun dia masih tetep menyebut dirinya sendiri sebagai ade tapi tetap saya biasakan. Lalu saya katakan juga bahwa akan ada ade kecil dan dia sangat sayang dengan adenya. Hegel selalu menyiumi perut saya di saat saya tidur, berangkat kerja ataupun pulang kerja dan itu berlaku juga untuk keponakan yang lain-danang dan acha.

Namun disaat saya sudah ikhlas dan menerima kehadiran buah hati kami lalu apa yang terjadi kandungan saya baru 6 bulan tapi saya harus melahirkan yang prosesnya sama dengan waktu melahirkan hegel. Saya mengalami namanya mules, kontraksi yang mungkin ini disebutnya pembukaan, pecahnya ketuban dan akhirnya keluarnya bayi saya.

Inilah kesedihan saya bayi saya tidak menangis seperti hegel ketika lahir dulu. Saya tidak mendengarnya dan semua orang tidak ada yang mendengar. Ya.... anak saya telah meninggal di dalam perut saya. Yah Muhammad Aditya Drajat dengan berat 8 ons telah meninggalkan kami pada tanggal 24 April 2008 di RS. Tria Dipa. Allah lebih sayang kepadanya. Walaupun berat karena saya sudah menerima janin saya ini dengan ikhlas tapi saya harus mengikhlaskannya karena saya yakin Allahlah yang berhak merawat anak laki-laki kami.

Rabu, 09 April 2008

Hilang sudah jeratan kartu-kartu itu

Cerita ini bermula ketika saya ditawari kartu kredit di mall. Dan berhubung kata teman saya membuat kartu kredit itu susahnya minta ampyun makanya saya iseng-iseng aja ikut mengisi persyaratannya dan tidak lama kemudian datanglah kartu kredit itu. Hihihi saya sih senang-senang aja mendapatkannya. Bisa untuk belanja nih. Secara waktu itu saya masih sendiri. Dan menurut saya ini adalah kemudahan yang diberikan si kartu ajaib itu kal0-kalo saya butuh uang. Jadi ga perlu pinjem-pinjem ke orang lain.


Tahun 2004 tepatnya saya memiliki satu kartu kredit dan setelah itu saya juga meng-aply kartu lain karena tergiur dengan cicilan 0%nya. Saya gunakan kartu itu dengan tidak memperhitungkan apa yang akan terjadi nanti ke depannya. Saya buat belanja, makan, ambil uang tunai dengan seenaknya. Lalu saya ditawari kartu tambahan dari kartu kredit pertama saya. Tadinya saya males untuk meng-aply kembali tapi karena teman kantor saya membutuhkan kartu itu dan dia sanggup untuk membayarnya dan lagi dia adalah teman yang baik dan terpercaya jadilah saya berikan kartu itu untuknya dengan perjanjian pembayarannya harus benar dan tepat.


Awalnya semuanya berjalan dengan baik. Saya juga rajin dan taat untuk membayar pemakain dua kartu kredit saya kalau tidak sanggup membayar semuanya, saya bayar setengahnya atau cicilan minimumnya saja. Begitu juga dengan teman kantor saya. semuanya berjalan dengan lancar.


Tapi ternyata hidup itu penuh teka teki dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti di depan kita. Setelah semuanya berjalan dengan baik dan saya menikah, kehidupan saya mulai goyah. Khususnya perekonomian. Belum lagi ada pinjaman tanpa agunan dari kartu kredit kakak yang juga harus di bayar. Dan yang parahnya dan membuat saya syok berat adalah kantor dimana saya bekerja dinyatakan bangkrut. Nasib yang sama juga menimpa teman kantor yang saya berikan kartu kredit. Saya dan teman di kantor tidak diberikan pesangon hanya tabungan yaitu potongan gaji yang di potong setiap bulannya tapi itupun di bayar dicicil. Dan pada saat itu pekerjaan suami belum mapan dan saat itu saya juga sedang mengandung. Wow hidup yang penuh warna tentunya.



Selama tidak ada kepastian perekonomian itulah walaupun saya masih menumpang sama orang tua tapi saya termasuk orang yang tidak mau meyusahkan orang tua. Saya berusaha tegar di mata mereka walaupun kadang saya tidak kuat juga ketika ada telepon dari para deb collector yang menelpon untuk menayakan pembayaran. Dan gilanya adalah bukan satu bank ini tiga bank dan satu tagihan yang mengatasnamakan kakak saya jadi semuanya ada empat bank yang selalu menelpon saya ke rumah. Dan yang lebih parahnya lagi karena dalam membuka aplikasi yang dicantumkan itu adalah nama ibu kandung jadilah mama saya yang juga di teror oleh mereka. Ini membuat saya menjadi stress sendiri. Padahal saat itu saya sedang mengandung loch.

Saya hanya bisa berdoa, berusaha dan pasrah. Ternyata doa kami dikabulin. Saya di telepon oleh salah satu bos saya di kantor dulu Ricky Pesik namanya untuk diajak bekerja. Ini adalah berkah yang luar biasa dan saya menyebutnya mukjijat. Saya bisa membantu suami dalam menanggung biaya hidup dan pembayaran hutang.

Setelah saya bekerja kembali saya utamakan penghasilan saya dan suami untuk membayar hutang kartu-kartu brengsek itu. Karena punya hutang yang ada hubungannya dengan kartu kredit itu adalah neraka. Kita seperti orang yang tidak punya harga diri, terpenjara dan hidup tidak nyaman. Kenapa saya mengatakan begitu. Ini alasannya.

Satu, setiap hari selalu di telpon walaupaun kita sudah minta waktu untuk melunasi. Tapi mereka tetap menagih dan menagih

Kedua, tidak cukup lewat telpon mereka akan mendatangi kantor dan rumah kita. Dan berbicara kepada semua orang di rumah untuk membayar tagihan tersebut.

Ketiga, pihak bank yang waktu pertama mengenalkan kartu kepada kita adalah orang-orang yang sangat cantik/ganteng, ramah, wangi ketika kita ada masalah yang datang adalah orang-orang yang berwajah seram, tegap dan tidak ramah dan itu adalah intimidasi buat kita.

Keempat, pinjaman kita akan berbunga, berbunga dan berbunga ketika kita tidak dapat melunasi artinya apa sama saja dengan lintah darat/rentenir tapi ini lebih rapi dan punya kantor yang bagus. Dan lebih parahnya lagi mereka bisa dengan bebas marah-marah dan menekan kita walaupun kita belum pernah kenal.

Akhirnya selama dua tahun saya bekerja dan suami dapat pekerjaan yang lebih bagus walaupun belum tetap karena penghasilannya baru ada ketika selesai proyek yang dikerjakan. Tapi saya bersyukur karena saya dan suami bisa menyelesaikan jeratan kartu-kartu brengsek itu. Dan kalau di pikir-pikir kalau uang itu saya tabung saya bisa membeli motor atau beli mobil sedan 2nd tinggal di tambahin aja dikit atau bisa untuk DP rumah. huehuehuehue....



Ada hikmah dibalik ini semua. Pertama kali kita mendapatkan cobaan ini pastilah kita merasa tidak sanggup menghadapinya. Semuanya seperti buntu. Seakan-akan tidak ada pintu untuk membuka agar ada jalan untuk menyelesaikan masalah ini. Dan yang fatalnya keinginan untuk bunuh diri saja.


Tapi ternyata ketika kita mau berusaha dengan keras dan berdoa dengan sungguh-sungguh dan kita harus sabar dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan terbaiknya.


Terimakasih yach Allah telah memberikan jalan yang terbaik buat saya, suami dan anak dalam menghadapi masalah kami yang lalu. Masalah yang kami anggap terlalu berat itu akhirnya dapat kami selesaikan. Walaupun kami harus hidup berhemat tapi kami tidak nelongso banget dalam mengarungi hidup baru kami.


Terimakasih yach Allah, telah mengembalikan kami menjadi manusia yang merdeka tanpa harus terjerat dan terintimidasi oleh orang-orang yang tidak kami kenal.

Terimakasih yah Allah, Kau tetap sayang kepada kami sehingga kami, saya, suami dan anak bisa menjalankan ini dengan baik dan malah mempererat tali kasih, cinta dan kebersamaan kami semakin erat.

Maafkan saya, suamiku yang sempat emosial menghadapi cobaan ini tapi dengan kelembutan dan kesabaran yang kau berikan membuat saya yakin bahwa kamu adalah teman, abang, suami dan papa yang is the best.

Kami tahu bahwa masalah akan datang di masa depan entah apa itu masalahnya tapi kami mohon kepadaMu ya Allah untuk terus jaga kami, sayangi kami seperti kami selalu sayang dan menjaga namaMu di hati dan langkah kami.





Minggu, 06 April 2008

Satu orang, banyak nama

Hari sabtu kemaren, tepatnya tanggal 5 April 2008 kami diundang oleh salah satu kawan suami untuk menghadiri pesta perkawinannya di TMII. Undangan yang datang lumayan berbobot. Mungkin karena yang penganten adalah dosen, penulis dan aktivis juga. Dan saya harus datang bersama hegel saja dikarenakan suami sedang ada tugas ke solo.

Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan. Bermula dari souvenir cantik yang diberikan untuk para undangan. Yaitu buku-buku yang pernah di tulis oleh sang penganten laki-laki. Buku ini saya baca-baca ketika menemani hegel si buah hati bermain di arena istana anak-anak yang ada di wilayah TMII. Betapa kagetnya saya ketika ada ucapan terima kasih penulis, ada nama suami tercinta saya. Tapi bukan Syarifudin yang di tulis tapi Udin Oboy. Hihihihihi.....

Suami saya ini namanya cuma Syarifudin tapi karena masih wong deso jadi di tambah lah namanya di KTP atau di rekening banknya menjadi Syarifudin bin Salwani. Selama saya mengenalnya selama 10 tahun ini ada yang lucu dengan panggilannya.

Dulu waktu saya kenalan sama dia, dia selalu menyebut namanya Syarifudin bukan Syarif atau Udin. Tapi karena temen-temen di kampusnya memanggilnya dengan sebutan Udin maka saya panggil dia aja dengan nama udin.

lucunya ketika saya pada saat itu belum pacaran sama suami aku ini lagi berbagi cerita dengan salah teman udin di kampus. Dia lagi ingin menjodohkan saya dengan Udin ceritanya nih. Dia menyebut udin ini dengan nama syarif. Aku pikir dia lagi ngomongin temen kita yang namanya syarif. Jadilah selama ngobrol ngobril itu kita pada ga nyambung. Dan karena penasaran siapa sih syarif dan ternyata yang di maksudnya itu Syarif yah Udin. Yach ampun....

Nama kedua adalah waktu kita sudah jadian. Ceritanya waktu kita sama-sama pulang dari demo di DPR. Di jalan tiba-tiba ada yang manggil ....Sari... karena nama saya yang di panggil refleks saja mencari arah suara dan menjawab ..Apa... eh tau ga seh ternyata bukan saya yang dimaksud, dia memanggil Udinku.. hahahha.... Dia itu temen udin waktu sekolah di Tanggerang.

Nama ketiga ketika saya diajak ke rumahnya. Ternyata di rumahnya ini Udinku itu di panggil dengan nama Syarif atau Arief. Jadilah kalau saya ke rumahnya memanggil nama Udinku dengan nama syarif ke orangtuanya dan memanggil arief ke adek-adeknya. Tapi kebalikan kalau keluarga udinku ke rumah saya mereka memanggilnya dengan nama Syarif atau Udin.

Lucunya nama Udin juga ada di keluarga Udinku ini, yaitu mamangnya. Ceritanya ada salah satu senior yang mau bicara dengan Udinku ini.Terus saya kasih saja no telpon rumahnya. Trus dia telpon saya lagi dan mengatakan bahwa Udinnya lagi tidak ada mungkin di rumah isterinya. Gubrak. Terus aku jelasin aja bahwa aku lupa kalau di rumahnya Udinku itu memakai nama alimnya Syarif. hehehehe

Nama keempat, ketika bergaul dengan temen-temen di gerakan yang notabene banyak dari berbagai kampus baik di jakarta atau di luar jakarta. karena nama udin itu banyak banget makanya mereka memanggil dengan nama Oboy atau Udin Oboy.

Nama Kelima, ketika saya ciptakan panggilan sayang untuk Udinku ini. Pada waktu dulu aku tuh paling males dengan panggilan sok mesra. Sayang, yayang, cintaku atau apalah karena saya pikir itu hiperbola. Walaupun Udinku selalu memanggil saya dari pacaran sampe sekarang dengan sebutan yayang. Yah saya terima saja karena itu kan haknya dia mengekspresikan rasa cintanya ke saya. hehehhe.... Tapi untuk saya engga dech. Tapi saya punya panggilan sayang untuk Udinku yaitu ayam atau yayam. Sampai sekarang loch kalau ga di depan anak aku manggil dia dengan sebutan yayam.

Tapi ternyata panggilan ini jadi panggilan temen-temen ketika mereka mencari tau ke saya dimana udinku berada. Bukan yayam tapi ayamnya. Hehehhehe....

Dan mungkin ada lagi nama-nama yang mereka ciptakan untuk Udinku yach aku ga tau asal jangan perempuan aja yang memanggil nama Udinku dengan panggilan special bisa panjang nih ceritanya. ini serius loch.

Jadi nama suami saya itu, Syarifudin atau syarif atau arief atau sari atau udin atau oboy atau udin oboy. Terus kalau nama istri itu biasanya kan di belakangnya ada nama suami trus nama saya jadinya apa dong. Sari Syarifudin kayaknya ga enak deh, Sari udin yaelah ga enak juga, Sari Oboy apalagi ini sok gaul banget. Hehehehehe.... binun ach

Senin, 03 Maret 2008

Maafkan saya yah selama empat bulan ini

Hari jumat tepatnya tanggal 22 ada yang aneh di badan saya khususnya ada yang bergerak-gerak di perut saya. Dan menurut saran teman saya lebih baik saya beli test pack saja. Karena saya kan perempuan yang bersuami dan lagi aktivitas suami isteri terus jalan jadi harus hati-hati jangan-jangan saya hamil (bahasa ini saya perhalus karena kalau denger bahasa langsung teman saya wow dah...hehehhehe).

Karena kesibukan saya mengurus persiapan pesta ulang tahun keponakan saya maka saya lupa untuk tes. Baru hari minggunya saya tes dan hasilnya Positif. wow......

Saya sangat surprise yang pastinya kaget banget. Tapi saya belum berani untuk ke dokter karena suami saya sedang dinas ke luar kota baru hari kamisnya datang ke Jakarta. Dan saya termasuk orang yang takut untuk ke dokter sendirian apalagi ini soal kehamilan.

Terus terang ini semua di luar rencana saya. Saya masih menginginkan mencurahkan kasih sayang dan materi saya untuk Hegel saja. Secara hegel masih sangat kecil dan dulu saya malah hanya menginginkan memiliki hegel seorang saja. Sehingga saya bisa fokus untuk membangun masa depannya. Tapi Allah mempunyai rencana lain. Dan saya tidak mungkin menolaknya. Karena rencana Allah adalah takdir yang harus saya terima dengan senang hati.

Hari kamis itu akhirnya saya ke dokter kandungan untuk memastikan saja. Karena kok sepertinya sudah ada detak di perut saya. Dan setelah dokter memeriksa. Kamu sudah empat bulan. Wow empat bulan. Selama empat bulan ini saya selalu meminum pil KB, minum obat warung untuk mengobati batuk saya, makan durian teman di kantor. Walaupun dokter bilang saya tidak apa-apa tapi saya sedih, syok banget. Selama empat bulan ini saya tidak bisa mengetahui dan masa bodo terhadap janin yang ada di diri saya. Maafkan saya.

Dan akhirnya selama hari jumat kemaren saya menjadi orang yang merasa bersalah. Saya melakukan kesalahan kedua. Saya menyia-yiakan kembali. Saya jadi serba salah ketika melihat hegel dan janin di perut saya. Hegel masih minum asi saya dan ketika saya coba untuk menyapihnya ada perasaan sakit dan terluka di hati saya. Ketika hegel menagis karena dia merasa pahitnya asi-nya saya juga menangis. Sedangkan janin saya harus terus saya berikan nutrisi dan makanan yang bergizi karena selama empat bulan ini saya merasakan tidak memberikan apa-apa. Ya ini adalah kehamilan yang tidak kami rencanakan tapi sekali lagi saya harus bangkit untuk membuat janin saya merasa nyaman dan aman.

Saat ini saya sendiri sudah bisa menerima kehamilan ini dengan senang hati. Kalau suami saya sih senang-senang saja dari awal. Saya ingin menjaganya dan merawatnya. Kan lucu juga tuh beda dengan hegel 2 tahun 3 bulan nanti. Kalau kata mama saya biar capeknya sekalian. Doakan yach semoga bayi saya nanti sehat dan tidak kekurangan apapun. Amien. Yang pasti inilah pelajaran hidup yang harus saya jalankan. Belajar bersikap adil. Adil kepada diri saya sendiri, suami, hegel dan janin di perut saya. Adil dalam segala hal.

Ya Allah berikan kekuatanMu kepada saya dalam menjalani kehamilan ini. Berikan kesehatan dan keselamatanMU kepada saya dan janin saya ini. Berikan kami mukjijat dan keajaibanMu seperti Kau berikan itu kepada anak pertama kami Hegel.

Ya Allah berikan kami rezekiMu, kabulkan segala usaha kerja keras kami berdua agar mendapatkan hasil yang Kau ridhoi. Amien


Minggu, 02 Maret 2008

Antara YTHA dan Addiction

Hari sabtu kemaren saya, suami dan anak di undang oleh salah satu kawan menghadiri ulang tahun anaknya. Yah perayaan yang biasa saja. Walaupun kami datang telat tapi hegel senang karena dia mendapat bingkisan dan balon.

Bukan soal perayaannya yang buat saya menulis di blog ini tapi ucapan seorang kawan lama yang membuat saya kepikiran terus.

Sar, gimana kabarnya. Yap Thiam Hien gimana loe masih disana kan. deg..... ketinggalan zaman banget nih kawan, pikir saya. Maklum juga kita dah lama banget tidak bertemu. Yah gw dah ga terlibat lagi semenjak ibu Sumarsih yang menang. Yah ampun ri... gw lupa kayaknya elo masih masih bermasalah deh sama ibu Sumarsih yach. Wadau kok gw sih yang bermasalah gw kan hanya yang menjalankan kerjaan di lapangan. Serasa Yap Thiam Hien itu milik gw. Emang sih dari tahun 2000 sampai 2004 saya selalu menangani perhelatan penganugerahan untuk orang/lembaga yang berjuang menegakkan HAM. Dan gw selalu woro-woro kepada temen-temen di gerakan dulu untuk selalu datang.

Ri... masalah itu sudah selesai atau belum. Dulu gw pernah ketemu sama ibu Sumarsih di LBH tapi kayaknya dia dah paham juga sih kondisinya. Terus terang saya dulu dekat dengan Ibu Sumarsih ini karena selain dia adalah ibunya Alm. Wawan yang anaknya tewas pada peristiwa semanggi bersama teman satu kampus saya Alm Sigit dan lagi saya harus selalu dekat untuk keperluan di acara malam penganugerahan itu. Makanya segala kebutuhan untuk award itu saya selalu koordinasi dengan beliau.

Masalahnya adalah nominal yang harus diberikan panitia kepada beliau sebagai peraih. memang sih beberapa bulan setelah acara berlangsung beliau pernah menanyakan soal kekurangannya tapi karena bos saya dulu hanya sekali menjelaskan dan itupun pas acara berlangsung maka beliau selalu menanyakan kepada saya dan saya hanya bisa memberi penjelasan sebisa saya. Seingat saya beliau sempat tiga kali bicara dengan saya dan saya hanya meneruskan janji dari bos saya dan sampai saat ini saya juga tidak tahu apakah masalah itu sudah selesai atau belum. Karena setelah itu saya keluar dari perusahaan itu alias bangkrut.

Setelah saya beri penjelasan kepada kawan lama itu dia mengerti dan mengakui bahwa kepedulian orang atau korporat kepada penegakkan HAM memang semakin menurun. Mereka biasanya membuat CSR sendiri dan itu biasanya bidangnya lebih ke sosial.

Setelah ngobrol-ngobrol sama kawan lama itu saya, suami dan hegel harus pulang karena di telpon untuk main ke tempat senior kami di ciputat. Ini kali pertama saya main ke tempat abang ini. Wow rumahnya besar sekali. ada kebon dimana disana ada 12 rusa yang mau tidur keliatan sekali lah wong kami sampai di rumah abang ini sudah malam. sekitar jam 7-an. Belum lagi ada kolam ikan yang besar dimana didalamnya terdapat ikan mas yang besar- besar. Hegel senang banget tapi lucunya dia bilang rusa itu adalah kambing. hehehhe ketaunan kan hegel belum pernah ke ragunan. Ada anjing besar berwarna hitam yang galak banget belum lagi tuh anjing pakai ambil sandal papanya. jadilah dia selalu ingat dengan peristiwa itu.

Tapi bukan itu yang mau saya ceritakan tapi omongan abang ini mengenai keberadaan majalah saya, Majalah Addiction. Saya memang selalu mengirimkan majalah ini kepada abang ini setiap bulannya.

Oh iya ri, majalah elo kenapa ga terbit lagi. Padahal sayang loh majalah elo itu bagus banget.
Iya nih bang, biasa lah kita ada kendala financial. Makanya Medco support dong pasang iklan kek hehehehe...

Hanya itu yang bisa saya jawab mungkin bukan senior saya ini yang bilang begitu sudah banyak banget orang-orang yang menelpon, ym-an, email atau yang datang langsung juga ada karena pada tidak percaya kalau majalahnya tidak terbit lagi. Jangankan mereka saya saja sangat kehilangan. Karena terus terang dalam aktivitas ini baik di YTHA maupun di Addiction saya menemukan pelajaran dan pencerahan.

Dua kejadian itu pas banget dan berhubungan banget dengan saya. Tapi tenang kawan-kawan kami akan datang kembali walaupun waktunya belum ada yang tahu. kalau saya sih masih menunggu info dari bos-bos saya. Pak Ricky dan Pakde. Mudah-mudahan YTHA dan Addiction bisa eksis kembali Iya kan bos.... hehehehehhe.....

Minggu, 03 Februari 2008

29 tahun sudah....

harusnya kemaren saya posting tulisan ini tapi entah kenapa saya tidak mempostingnya. Mungkin sudah serasa tua kali yah... hehehehehe....

4 Februari 2008 adalah hari yang sama saja dengan hari-hari biasanya cuma bedanya hari ini banyak ucapan selamat antara lain dari suami, orangtua, kakak, adik, anak, keponakan dan teman-teman. yah hari ini adalah hari penambahan umur saya.

29 tahun tepatnya. Angka yang menarik menurut saya. Karena 29 adalah angka terakhir dari kepala 2 dan awal angka menuju kepala 3. Biasanya orang yang masih kepala 2 masih merasa seperti anak muda tapi kalau sudah kepala 3 itu adalah angka kewaspadaan. Karena segala tingkah laku dan gerak-gerik kita di nilai. Dan orang-orang akan bilang iii udah kepala 3 kelakuan masih kaya gitu aja. hahhahahah... ngarang yah saya.....

Tapi ada yang menarik dalam hidup saya di usia saya saat ini

29 tahun sudah saya melihat dunia ini dengan segala pernak perniknya
29 tahun sudah saya merasakan dan akhirnya mengetahui arti dari senang-sedih, tertawa-menangis, suka-duka, kenyang-lapar
29 tahun ini saya bahagia sudah memiliki suami, anak dan keluarga besar yang saling membantu dan peduli.
29 tahun ini saya ingin...................,...............,...............,..................,.................,........................,..................,..................,................,........

Ya Allah terima kasih Engkau telah memberi saya kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan. Walaupun di usia saya ini Engkau selalu memberi saya cobaan tapi saya yakin Engkau lakukan itu karena Engkau sayang kepada saya. Karena dengan cobaan yang Engkau berikan saya menjadi orang yang sangat mengerti apa arti kesengsaraan, kepahitan, ketakutan, kegelapan, kesendirian, dan saya yakin hal itu semua adalah proses menuju kebahagiaan, kesenangan, kemandirian.

Ya Allah walaupun Engkau mengetahui bahwa saya adalah ciptaanMu yang tidak sempurna tapi Engkau masih sayang kepada saya. Engkau terus menuntun saya dan memberikan jalan ketika saya tidak tahu harus melakukan apa. Saya sangat mengerti proses dan saya ingin menjalankan proses ini dengan selalu menyebut namaMU.

Terima kasih ya Allah.......

Senin, 28 Januari 2008

Dasyatnya berita kemaren....

Sebenarnya saya males untuk menulis yang ada hubungannya dengan Soeharto lagi. Apalagi berita di berbagai media sudah mengupas habis soal dia. Dan karena saya tau idiologi media adalah berita yang layak di jual saja. Yah sudah saya hanya bisa menikmati sirkus media seperti status bos saya di YM. Terlebih dari itu saya sudah senang karena Allah telah mengabulkan doa saya.

Tapi dalam perjalanan pulang kemaren, saya tadinya males banget ikut nimbrung percakapan teman sekantor saya tapi karena percakapan merekalah akhirnya saya harus ikut nimbrung. Seperti ini nih percakapannya:

.................................... (percakapan ga penting males ah nulisnya. Cuma bahas soal pengusiran Mayang Sari) lalu tiba-tiba teman saya bicara

AAA : Sebenarnya presiden itu bagusnya dari militer yah. Pertama negara jadi aman dan tentram

BBB : Iya kaya dulu tuh ga banyak pengemis, kejahatan, ekonomi juga stabil.

Sari : Kok mau sih dipimpin saya militer. Bukannya militer itu selalu mengambil tindakan dengan kekerasan dan intimidasi.

BBB : Ya iya lah kalau salah yah harus di hukum

................................. (males banget dengerin karena mereka selalu membanggakan soal kepemimpinan militer dan soal soeharto)

BBB : Soeharto itu hebat loh. Waktu dia menjabat keadaannya ga kaya gini2 banget.

Sari : Bukannya sesuatu terjadi karena ada sebabnya. Gw sih sepakat kalau Soeharto itu baik. Tapi ada sisi buruknya dan itu jangan di lupain dong.

BBB : yah ela ri semua orang juga kaya gitu bukan

Sari : Ini Beda kalau dia seorang pemimpin. Dia yang bertanggung jawab atas semuanya karena apa kebijakan dan sistem yang dibuat pastinya karena perintah minimal seijin dia.

BBB : Bukannya semua pemimpin begitu. Terus kalau sudah mati terus mau di apain. Lagian dia tuh dah di adili sama Tuhan.

Sari : Lah kok jadi ngurusin kerjaan Tuhan sih. Biarin aja Tuhan mau ngapain dia mau di hukum atau disayang itu mah urusan Tuhan. Urusan kita disini gimana caranya tuh agar perbuatannya di dunia di pertanggung jawabkan. Kalau proses pidananya dah gugur karena dia sakit dan akhirnya meninggal kan ada proses lainnya. Gw juga yakin kok Soeharto ataupun keluarganya ga mau nama baiknya tercoreng. Makanya hukum itulah yang menjadi pegangan walaupun hukum disini buruk banget tapi kan ada usaha.

BBB: Yah elah emang lo percaya sama hukum disini. Tapi dulu itu keadaannya enak banget. Beli bensin disini 500 perak tapi di malaysia dah 5000. Inikan gila. Udah gitu Kalau gw ke luar negeri kaya ke Malaysia atau Singapore orang seperti melecehkan dari Indon yah....

AAA : Iya ini cerita kenyataan loh supir bis pernah ngomong sama saya kalau pendapatan dulu dia hanya 30 ribu tapi bisa hidup dengan nyaman.

Sari : Ya iyalah dollar aja dulu berapa. Gw aja naik bis aja waktu ke sekolah dengan duit 200 perak bisa PP. Tapi coba deh sekali lagi liat kalau kondisi ini di buat sama pemerintah pada zaman dulu hanya untuk membuat kita "tenang". kita diberikan subsidi di bidang apapun terus akhirnya apa yang terjadi kita menjadi bangsa yang malas. Padahal dulu kalau kita sudah di gembleng terus mungkin saat ini Indonesia tetap jaya mungkin Malaysia akan kalah. Kalau keadaan sekarang ancur banget karena coba deh hutang kita dah berapa 200 triliun yang di tinggalin trus kita mau hutang lagi. ke IMF gitu bukannya kita malah cuma jadi boneka. Keadaan ini karena hutang jaman dulu. Trus kalau kita hutang lagi trus cucu kita deh yang bakal merasakan lagi keadaan ini

BBB : yah elah ngapain sih ngomongin yang akan datang sekarang aja dah ribet. Tapi malaysia bisa hebat kok. Udah deh males banget deh bahas Indonesia. Kalau boleh mimilih gw tuh males banget tinggal di sini.

Sari : (dalam hati yah udah loe tinggal aja di Malaysia. cuma di dalam hati karena nih orang tipe orang yang mau menang sendiri) Tapi Malaysia ga ada demokrasi. Sama di Indonesia pada zaman dulu. Ada yang beda sedikit aja pasti di tendang. Kaya disini ada yang beda dikit aja langsung deh di culik. Ada yang aneh dikit aja di tembak.

Maaf nih diskusi di putus dulu saya dah harus turun..... (dalam hati pasti gw bakalan di cela deh sama mereka. Pasti mereka pikir gw kurang kerjaan)

Sampai di rumah saya jadi merinding sendiri. Betapa semuanya jadi sangat berat. Saya jadi ingat ketika teman sekampus saya harus meninggal dengan cara yang tidak manusiawi. Dia di tembak. Iya Sigit Prasetyo dari kampus YAI dan teman-teman lain dari kampus lainnya harus meninggal a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Semanggi"> dalam tragedi semanggi. Dan betapa heroiknya disaat saya mengantarkan ke tanah kusir. lagu gugur bunga dinyanyikan, kita semua memakai almamater yang berwarna karena Sigit bukan hanya milik YAI tapi milik semua kampus. Dia pahlawan bagi kami.

Dan saya ingat semua orang pada saat itu mendukung apa yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat. Media begitu peduli terhadap apa yang di lakukan oleh mahasiswa. Semua orang menghujat Soeharto termasuk media. Dari Mahasiswa, tokoh muda dan tua, rakyat berkumpul jadi satu dan ketika Soeharto melakukan pidato pengunduran dirinya mereka semua menangis, berpelukan, tepuk tangan, teriak dll.

Tapi apa yang terjadi sekarang setelah 10 tahun berlalu dan ketika soeharto benar-benar meninggalkan kita. Media dari tanggal 27 jam 1.30 sampai hari ini memberitakan kematian soeharto secara berlebihan menurut saya. Soeharto meninggal pada tanggal 27 Januari 2008 jam 1.10 di rspp pada umur 86 karena sakit. Media bukan hanya memberitakan soal sakit dan prosesi pemakamannya. Bagaimana ribetnya mengantar jenajah ke Giri Bangun-karanganyar-Solo, Persiapan, SBY sebagai presiden, JK dan para menteri belum lagi keluarga dan kerabat sampai-sampai harus mempersiapkan 17 pesawat lebih dan media lagi-lagi memberitakan bagaimana kehebatan Soeharto dan tidak seimbang. Sedikit sekali pemberitaan mengenai perbuatan keji yang dilakukannya semasa memimpin. Bukannya ada pembunuhan massal, penculikan, penembakan misterius, penyerobotan lahan warga, korupsi yang begitu besar. Kenapa itu tidak diberitakan. Apakah ini adalah hal yang wajar dan sah saja.

Terus siapa dong yang peduli sama korban atas kebijakannyanya. Keluarganya saja. Terus mengikhlaskan kepada tuhan biar tuhan yang akan mengadilinya. Saya sepakat itu tapi bukannya Tuhan membenci umatnya yang hanya berdiam diri. Urusan Tuhan yah biar aja Tuhan yang ngurusin tapi urusan kita disini adalah bagaimana yang salah harus bertanggung jawab. Masa sih seseorang meninggal karena di bunuh dianggap biasa. Terus Munir meninggal dengan cara begitu dianggap wajar. Kasihan sekali Munir. kasihan sekali korban penculikan, kasihan sekali keluarga seperti Sigit, Wawan, Yun Hap dan korban yang lainnya.

Tapi disini sebagai manusia yang mempunyai hati dan perasaan saya mengucapkan Innalilahi Wa Innalillahi Rojion. Semoga amal yang telah kamu lakukan selama ini diterima disisiNya. Amien.....

Senin, 21 Januari 2008

Satu tahun delapan bulan

Tanggal 19 kemaren adalah hari dimana Hegel anak kami bertambah usianya. Satu tahun delapan bulan tepatnya Hegel mengisi hari-hari kami. Sebenarnya saya ingin menulis lebih dalam soal Hegel yang menjadi mukjijat kami ini. Tapi saya belum siap mempublikasikan karena saat ini saya ingin merasakan kegembiraan bersama Hegel. Tapi disini saya ingin mengucapkan terima kasih dengan sangat kepada Allah yang telah memberikan titipanNya kepada kami. Kedua kepada orangtua kami yang sangat perhatian kepadanya dan yang ketiga kepada Bapak yang telah memberikan pertolongannya yang sangat kami butuhkan pada saat Hegel lahir dan sampai saat ini. Kami tidak tahu dengan apa kami harus membalas. Namanya selalu kami sebut dalam doa kami.



Selamat panjang umur sayang..... mama papa selalu mendoakan kamu. Mama papa sayang kepadamu

Kamis, 17 Januari 2008

Soeharto kritis, tahu tempe kritis, minah kritis, dompetku juga kritis ...huhuhuhuhu

15 hari sudah Soeharto terbaring di RSPP dengan keadaan kritis. Selama 15 hari itu juga keadaan ekonomi di Indonesia semakin tidak menentu. Walaupun ini sudah terjadi selama pemerintahan SBY tapi hal ini semakin terasa sekali beban beratnya seperti Soeharto menanggung beban untuk hidup dan mati. Sekian kali kata-kata kritis selalu diucapkan tim dokternya untuk mengambarkan kondisi kesehatan Soeharto. Dan kata-kata kritis semakin sering kita lihat dan dengar di media cetak maupun elektronik.



Setiap ada kata-kata kritis terucap oleh ketua tim dokternya selalu nantinya akan ada antrian panjang di pintu masuk, lift atau lantai 5 RSPP dimana Soeharto dirawat. Antrian panjang orang yang wanggi-wanggi, berpakaian sopan, memakai kendaraan mewah dan selalu membawa serta ajudan atau bodygard mereka. Belum lagi para pemburu berita dari berbagai macam yang selalu siaga 24 jam.



Semua orang yang akan ke lantai 5 pasti punya kepentingan yang berbeda-beda apalagi ada sorotan dari media yang akan membuat namanya jadi harum kembali karena yang berkunjung kesana adalah sebagian orang-orang lama yang dulunya sangat terkenal di penjuru negeri ini. Setidak-tidaknya mereka adalah orang yang pernah mendapatkan dan menjalankan petunjuk dari seorang Soeharto yang saat ini untuk hanya menghembuskan nafasnya saja harus memakai alat bantu yang pastinya sangat mahal itu. Beda sekali dengan Soekarno seperti yang di tulis


Kalau melihat kondisi Soeharto yang kritis dan dimana-mana terdapat selang karena menurut siaran pers tim dokter yang merawatnya bahwa semua fungsi organ tubuh Soeharto terganggu. Ini membuat saya dan mungkin semua orang akan jatuh kasihan. Betapa orang yang dulunya mempunyai kekuatan dan keberanian -nyatanya dia bisa merebut negara ini dari kekuasaan Soekarno kan-, kemewahan harus tidur tanpa daya dengan tubuh dikelilingi alat medis.



Kehidupan Soeharto dalam 15 hari ini sangat kontras sekali dengan kehidupan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia baik di daerah maupun di ibukota mempunyai permasalahan yang sama. Kalau selama 15 hari di RSPP terdapat antrian yang panjang untuk menjunguk si mantan penguasa rakyat dan asset negara Indonesia sedangakan rakyat Indonesia harus berbulan-bulan melakukan retunitas ini. Iya mereka harus mengantri untuk mendapatkan seliter beras, seliter minyak tanah, seliter minyak goreng dan seliter-liter lainnya ke agen langsung karena kalau mereka membeli di warung harganya bisa naik 2x lipat.



Selama berbulan-bulan rakyat harus bangun pagi bukan karena dia harus bekerja tapi hanya sekedar mengantri di agen minyak. Jam 4 pagi mereka harus sudah di agen untuk membeli minyak tanah yang hanya di batasi hanya 2 liter saja coba bayangkan hanya 2 liter. Buat apa coba 2 liter untuk rumah tangga yang mempunyai anak banyak atau buat apa 2 liter untuk para pedagang.


Dan empat hari lalu ada hal yang mengejutkan saya, tidak tahu apa di daerah mengalami atau tidak tapi di Jakarta, Jakarta tanpa tempe dan tahu. Kalau penduduk Jakarta penduduknya mapan semuanya sih it's ok. Tapi penduduk di Jakarta itu masih ada yang tinggal di rumah semi permanen malah ada yang di pinggir kali, kolong jembatan, rumah kardus dan tempat tinggal yang mereka anggap sebagai tempat yang sedikit layak untuk sekedar menyelonjorkan badan, pengganguran dan calon pengganguran, si miskin dan calon si miskin, si kaya yang tiba-tiba jatuh miskin dll.



Dengan kehidupan yang sudah mahal dan dibuat menjadi mahal lagi memakan tempe atau tahu sebagai lauk yang bergizi dengan nasi adalah sebagai tanggung jawab orangtua kepada anaknya untuk memberikan nafkah karena tidak mungkin mereka memberikan McDonald dan minum Coca Colla kan. Tapi alangkah terkejutnya ketika mencari minyak tanah saja sudah susah tiba-tiba makanan utama rakyat Indonesia harus tidak ada juga. Masa sih kita harus ke Jepang untuk sekedar makan tempe dan tahu karena untuk ke Jepang aja mungkin harus bermimpi dulu. Jadi makan tempe dan tahu juga harus mimpi. hehehhe... kalau tidak percaya baca aja tulisan http://jsop.net/asset_kita/01/2008/



Oh iya kalau ada yang bilang saya hanya mengarang saja dan mengatakan rakyat yang mana sih mbak Sari ini seperti para politisi mengatakan coba deh kamu-kamu baca koran kalau tidak percaya dengan koran seperti bapak Yusuf Kalla coba deh datang ke rawajati jangan jam 4 kalau kepagian tapi jam 7 dekat kok sama Plaza Kalibata kalau takut kepanasan karena disana sudah ada Jco atau Breadtalk biar kamu-kamu bisa wi:fi-an di udara yang dingin setelah menunggu antrian yang panjang karena biasanya dari jam 4 subuh itu berakhir jam 12-an. Belum lagi kalau ada yang pingsan jadinya biasanya tambah lama lagi tuh karena biasanya mereka menyelamatkan yang pingsan dulu maklum deh walaupun di daerah kita miskin karena masih memburu minyak tanah tapi kita masih punya rasa kemanusian kok. Tapi jangan berharap bau wangi dari setiap orang yang mengantre dan pakain yang mahal yang mereka kenakan apalagi mobil mewah dan jangan berharap ketika kamu ketemu mereka kepentingan terselubungmu akan terpenuhi. Bukan mereka bukan seperti yang di RSPP tapi tenang saja kamu bakal merasakan enak kok karena setelah mengantre kamu bisa kok ke Plaza Kalibata dan menikmati nikmatnya hidup dengan wi:fi-an.



Kalau teman-teman melihat televisi juga pasti miris deh melilhat antrian panjang untuk mendapatkan beras di operasi pasar, minyak tanah di agen-agen dan antrian lainnya tapi jangan kaya bapak wapres kita Yusuf Kalla yang menyamakan antrian panjang hal yang saya sebutkan itu dengan antrian naik pesawat dan nonton bioskop. Coba deh seorang negarawan tuh yang ngomong.


Kata-kata kritis juga di hinggapi juga ke bidang ekonomi dengan antrian dimana apalagi sekarang kata mama saya (saya percaya sama mama saya daripada sama pemerintah) secara mama adalah pelaku ekonomi, halah sari ngomong apaan sih) terigu juga sudah mahal banget sampai kemaren itu dalam sehari tidak ada yang jualan donat kalau ini bukan seperti tahu tempe yang langka tapi karena terigunya yang mahal. Sampai-sampai kalau kamu pada baca koran hari kamis tanggal 16 Januari 2007 ada loh yang nekat bunuh diri karena kondisi ini.



Dan kata-kata kritis juga saya rasakan saat ini. Pas tanggal tua Hegel sakit. Panasnya tinggi banget sampai 39 (apaan yah kalau di termometerin) trus batuk kalau batuk sih ketularan saya yang sudah seminggu ini batuk karena kebanyakan makan rambutan trus Hegel juga pilek lagi. Dan sepertinya kalau kata mama saya secara mama saya sudah melahirkan dan membesarkan 4 anak jadi percaya aja deh, gigi Hegel itu mau tumbuh jadilah kompleks banget nih sakitnya si jagoan kami ini. Cepat sembuhnya sayang.......



Kami juga tidak mau dikatakan orangtua yang tidak bertanggung jawab cieeeee orangtua nih nyee... hehehe... jadi kami memutuskan untuk membawanya ke dokter dan tau sendirilah berobat ke dokter anak itu berapa dan lagi pas banget susunye Hegel juga habis. Pas kita ke ATM ternyata persediaan kita juga dah ga ada padahal kemaren sudah sempat ngebon sama teman kantor. Jadilah kami hanya bisa tersenyum aja berdua. hehehehe hidup itu unik juga. Padahal sekarang baru tanggal 17 loch. Dan tanggal-tanggal tersebut adalah tanggal kritis kami secara antrian untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin panjang karena tanggal 28 masih jauh bo.........

Note: Ku mohon kepadaMu hari ini

Ya Allah berikan kesembuhan kepada anak kami Aniendya Hegel Pratama, cabut rasa sakitnya dan buatlah dia riang dan lincah selalu.

Ya Allah berikan rezekiMu seperti Kau berikan rezekiMu pada bulan-bulan dan hari-hari yang telah kami lewati.....

Ya Allah berikan ketetapanMu kepada orang yang menjadi sorotandi negeri ini. Walaupun dia pernah menzolimin dan menyiksa kami tapi tolong lah dia berikan ketetapaMU

Ya Allah kabulkan doa hambaMu ini karena hanya kepadaMu hamba memohon. Amien....

Minggu, 13 Januari 2008

Soeharto, saya dan kehidupan saya

Sewaktu hanya bisa membaca blog orang-orang, saya pingin sekali seperti mereka menulis, menulis dan menulis. Menulis apapun yang saya rasakan. Karena sebenarnya saya tipe orang yang suka menulis daripada berbicara. Kalau sedang marah -bertengkar- dengan suami saya pasti mengunakan media tulisan untuk mengungkapkan perasaan saya di bandingkan harus teriak-teriak dan akhirnya jadinya menangis. Secara waktu awal berumah tangga saya tinggal di kamar kos dan sekarangpun masih menumpang di rumah orang tua.

Tapi setelah punya blog saya bingung mau di apain ini blog. dibuat kosong saja. Pasti malu deh sama diri sendiri karena kadung sudah bertekad. hehehhehe....

Mau nulis soal anak kayaknya nanti aja deh pas tanggal 19 karena tgl 19 hegel selalu bertambah umurnya. Mau nulis Soeharto sepertinya semua media baik cetak, elektronik maupun maya pasti dah ngomongin Bapak yang dulu pernah saya dan temen-teman berjuang di jalanan untuk menurunkannya. Sepertinya males aja ngomongin Bapak yang satu ini soal kesehatannya, kekayaan, kerakusannya, kekuasaannya dan ke, ke yang lainnya.

Wah mendingan ngomongin peristiwa yang ada hubungannya antara Soeharto, saya dan kehidupan saya.

Kalau ngomongin Soeharto saya jadi ingat betapa Soeharto telah merubah jalan hidup dan pikiran saya. Dulu sebelum saya "mengenal" Soeharto, saya adalah anak perempuan ke tiga dari orang tua saya yang kerjaannya hanya belajar, bermain dengan teman-teman, nongkrong di blok m, mall-mall di jakarta, makan di menteng, makan bakso di 'erick' matraman depannya Gramedia (bukan masuk di gramedia), main di rumah teman ke teman yang lain, belajar kelompok, ikut eskul di sekolah, pramuka, majalah sekolah, paskibra, OSIS dll.

Tapi setelah masuk dunia kampus tepatnya tahun 1997 di semester 2 setelah perlahan-lahan saya masuk ke dunianya Soeharto saya semakin diajak untuk masuk kedalam diri Soeharto. Ke jantung, lambung, hati dan tiba-tiba saya ada di denyut nadinya. Denyut yang aneh dan semua organ tubuhnya semuanya berfungsi tidak seperti yang saya pelajari. Saya merinding ada apa dengan Soeharto. Bukannya dia adalah Bapak bangsa, pemimpin yang membuat orang tua saya mendapatkan pekerjaan dan akhirnya bisa memiliki rumah sendiri di Jakarta dan memiliki kebahagian dengan hadirnya kami berempat. Bukannya suara yang di keluarkannya ada suara keteduhan, ketentraman, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan.

Tapi kenapa setelah saya ingin mengetahui lebih dekat ke dalam dirinya yang ada hanya kemunafikan, kebohongan, kerakusan, ketamakan dan ke, ke yang you tahu kan maksud ai...

Dan lewat Soeharto-lah saya bisa berteriak revolusi...revolusi sampai mati....Dan lewat Soehartolah kegiatan yang dulu saya sukai menjadi hal yang menjijikan. Saya tidak suka ke mall. daripada ke mall mending baca buku di gramedia atau di basecam kampus-kampus di jakarta dimana disitu akan terjadi dialektika pemikiran dan banyak buku yang bisa saya baca untuk menjadi acuan untuk berdiskusi dengan teman-teman. Saya lebih suka nongkrong di toko loakan di senen atau toko buku di TIM atau nongkrong di utan kayu.

Lewat Soeharto saya bisa menulis di Tabloid Mahasiswa yang kemudian di ganti menjadi Tabloid Visi Mahasiswa dan memakai kartu pers untuk mencari berita. Saya bisa mengenal dekat dengan tokoh-tokoh mahasiswa dan tokoh-tokoh muda dan tua yang pro dan kontra dengan mahasiswa. Di Tabloid itulah saya bisa memberitahukan kepada publik betapa organ tubuh Soeharto itu bukan seperti yang selama ini dibicarakan, dipelajari dan dijadikan panutan semua orang. Bahwa selama 32 tahun kebohongan publik itu di kerengkeng olehnya dan kroni-kroninya. Dan selama 18 tahun Dia lah yang berperan membuat saya dan teman-teman saya menjadi anak bangsa yang apolitis dan hanya menjadi anak pendengar saja dan tidak boleh membatah - jangannya mengungkapkan pendapat, niat membatah saja tidak boleh.

Lewat Soeharto saya bisa bekerja, bekerja tanpa harus melewati psikotes, membawa ijasah dan rasa takut saat akan di wawancarai. Katagori KKN ga yah kalo yang ini. hehehhehehe...

Dan yang pasti lewat Soeharto saya bisa mengenal dan menikah dengan suami saya. Saya bisa menghargai sebuah proses perjuangan termasuk perjuangan membina rumah tangga. Saya bukan menjadi seorang perempuan yang menuntut suaminya harus membelikan ini dan itu sebagai bagian dari rumah tangga pada saat ini harus ada. Saya tidak menginginkan itu saat ini karena perjuangan yang murni pasti ada rintangannya. Saya hanya ingin dia menjadi suami yang mengetahui tanggung jawabnya dan mempunyai misi ke depan. Bahwa perjuangannya itu masih harus memakan waktu, tenaga dan biaya saya akan relakan tapi saya mohon kepada Allah bahwa semuanya harus ada waktunya. Perjuangan harus ada hasil dan saya masih sabar menunggu hasilnya. Dan untuk itu saya akan sekuat tenaga membantunya agar tatanan yang dibuat ini walau sedikit demi sedikit tidak roboh melainkan semakin kuat.


note: menjadi istri aktivis itu susah-susah gampang yah. Ada senangnya karena saya masih bisa berkomunikasi dengan teman-teman 'seperjuangan' dulu walaupun sudah tidak aktif tapi masih diingat. Dan selalu diberikan perkembangan yang up to date. Sedihnya karena masih berjuang suka ada 'setan' pengganggu seperti "rumput tetangga kok tak se hijau rumput di rumah kita yah...hahahahhaha.... jadul banget yah... ini nih terkontaminasi karena sudah jarang kumpul dengan kawan-kawan.

Maaf yah maksud hati pingin aktif kembali tapi kalau saya dan suami sama-sama aktif siapa yang dapat membiayai hidup rumah tangga. Masa sih hegel -anak pertama kami- harus makan buku. (maaf yah kalau ada yang tidak suka dengan pendapat saya tapi ini realitas) Saya kan harus bekerja agar menghasilkan penghasilan tetap tiap bulannya sedangkan suami biarkan terus mengejar dan gapai lah matahari. Walaupun tahun kemaren Tuhan telah menunjukan salah satu hasil dari perjuangan yang di inginkannya saya mohon Tuhan kembali mengabulkan segala perjuangan kami di tahun 2008 ini. Karena kami yakin kami bukan hambamu yang malas......

Rabu, 09 Januari 2008

2008 ada blog di hidupnya sari

Saya termasuk orang yang telat mengenal blog. Baru di pertengahan tahun 2006 saya mengetahui ada nya blog. Itu juga kalau saya tidak bekerja di majalah Addiction-majalah free magazinenya orang-orang iklan- mungkin sampai saat ini saya tidak mengetahui apa itu blog. Mungkin tidak ada penambahan manfaat yang dapat saya rasakan dari dunia maya.

Pertama saya membaca blog itu blognya chief of editor saya. Setelah saya membaca blognya pakde saya sepertinya diberikan sebuah pencerahan dalam hidup saya terutama mengenai dunia advertising dan film. Gaya bahasanya yang enak banget membacanya karena tidak sedang menggurui si pembacanya. Sama seperti majalahnya. selalu dinanti-nantikan semua orang bukan orang iklan saja.

lalu dari blog pakde ini saya di tuntun untuk melihat dunia lain para blogger -sebutan orang-orang yang mempunyai blog. Setelah saya membaca tulisan mereka di blog dimana mereka bisa bebas tapi santun dalam menyampaikan sebuah opini, gagasan atau apa saja yang mewakili dirinya. Ini menarik.

Ketika kita sedang sedih, senang, atau mau mengutarakan yang kita lihat, dengar, cium dengan bahasa kita sendiri disinilah tempatnya. Di blognya kita. Blog ini menjadi catatan pinggir hidup kita. Disela-sela kesibukan kita, kepenatan kita menjalankan kehidupan ini kita butuh catatan untuk mengingat peristiwa yang ada di diri kita.

Dulu mungkin waktu SD saya ingat sekali kita punya buku harian yang selalu menemanin kita sebelum tidur untuk menuliskan apa yang kita lakukan dan rasakan selama dari pagi sampai sebelum tidur itu.

Sempat di tahun 2007 saya memohon dengan teman kantor untuk dibuatkan blog. Karena saya pikir membuat blog itu rumit. Secara saya ini salah satu orang yang gaptek. Tapi tekat di tahun 2008 untuk membuat blog kuat sekali. Dan setelah saya kotak katik sendiri ternyata membuat blog itu tidak rumit. Ternyata benar kata embah, mama dan bapakku. Jangan bilang tidak bisa sebelum di coba. hehehhehe...

Akhirnya saya tidak perlu zaki-teman kantorku- untuk membuat blog. Tanpamu saya bisa membuatnya. Selamat datang di catatan pinggir hidupnya sari....