Kamis, 17 Januari 2008

Soeharto kritis, tahu tempe kritis, minah kritis, dompetku juga kritis ...huhuhuhuhu

15 hari sudah Soeharto terbaring di RSPP dengan keadaan kritis. Selama 15 hari itu juga keadaan ekonomi di Indonesia semakin tidak menentu. Walaupun ini sudah terjadi selama pemerintahan SBY tapi hal ini semakin terasa sekali beban beratnya seperti Soeharto menanggung beban untuk hidup dan mati. Sekian kali kata-kata kritis selalu diucapkan tim dokternya untuk mengambarkan kondisi kesehatan Soeharto. Dan kata-kata kritis semakin sering kita lihat dan dengar di media cetak maupun elektronik.



Setiap ada kata-kata kritis terucap oleh ketua tim dokternya selalu nantinya akan ada antrian panjang di pintu masuk, lift atau lantai 5 RSPP dimana Soeharto dirawat. Antrian panjang orang yang wanggi-wanggi, berpakaian sopan, memakai kendaraan mewah dan selalu membawa serta ajudan atau bodygard mereka. Belum lagi para pemburu berita dari berbagai macam yang selalu siaga 24 jam.



Semua orang yang akan ke lantai 5 pasti punya kepentingan yang berbeda-beda apalagi ada sorotan dari media yang akan membuat namanya jadi harum kembali karena yang berkunjung kesana adalah sebagian orang-orang lama yang dulunya sangat terkenal di penjuru negeri ini. Setidak-tidaknya mereka adalah orang yang pernah mendapatkan dan menjalankan petunjuk dari seorang Soeharto yang saat ini untuk hanya menghembuskan nafasnya saja harus memakai alat bantu yang pastinya sangat mahal itu. Beda sekali dengan Soekarno seperti yang di tulis


Kalau melihat kondisi Soeharto yang kritis dan dimana-mana terdapat selang karena menurut siaran pers tim dokter yang merawatnya bahwa semua fungsi organ tubuh Soeharto terganggu. Ini membuat saya dan mungkin semua orang akan jatuh kasihan. Betapa orang yang dulunya mempunyai kekuatan dan keberanian -nyatanya dia bisa merebut negara ini dari kekuasaan Soekarno kan-, kemewahan harus tidur tanpa daya dengan tubuh dikelilingi alat medis.



Kehidupan Soeharto dalam 15 hari ini sangat kontras sekali dengan kehidupan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia baik di daerah maupun di ibukota mempunyai permasalahan yang sama. Kalau selama 15 hari di RSPP terdapat antrian yang panjang untuk menjunguk si mantan penguasa rakyat dan asset negara Indonesia sedangakan rakyat Indonesia harus berbulan-bulan melakukan retunitas ini. Iya mereka harus mengantri untuk mendapatkan seliter beras, seliter minyak tanah, seliter minyak goreng dan seliter-liter lainnya ke agen langsung karena kalau mereka membeli di warung harganya bisa naik 2x lipat.



Selama berbulan-bulan rakyat harus bangun pagi bukan karena dia harus bekerja tapi hanya sekedar mengantri di agen minyak. Jam 4 pagi mereka harus sudah di agen untuk membeli minyak tanah yang hanya di batasi hanya 2 liter saja coba bayangkan hanya 2 liter. Buat apa coba 2 liter untuk rumah tangga yang mempunyai anak banyak atau buat apa 2 liter untuk para pedagang.


Dan empat hari lalu ada hal yang mengejutkan saya, tidak tahu apa di daerah mengalami atau tidak tapi di Jakarta, Jakarta tanpa tempe dan tahu. Kalau penduduk Jakarta penduduknya mapan semuanya sih it's ok. Tapi penduduk di Jakarta itu masih ada yang tinggal di rumah semi permanen malah ada yang di pinggir kali, kolong jembatan, rumah kardus dan tempat tinggal yang mereka anggap sebagai tempat yang sedikit layak untuk sekedar menyelonjorkan badan, pengganguran dan calon pengganguran, si miskin dan calon si miskin, si kaya yang tiba-tiba jatuh miskin dll.



Dengan kehidupan yang sudah mahal dan dibuat menjadi mahal lagi memakan tempe atau tahu sebagai lauk yang bergizi dengan nasi adalah sebagai tanggung jawab orangtua kepada anaknya untuk memberikan nafkah karena tidak mungkin mereka memberikan McDonald dan minum Coca Colla kan. Tapi alangkah terkejutnya ketika mencari minyak tanah saja sudah susah tiba-tiba makanan utama rakyat Indonesia harus tidak ada juga. Masa sih kita harus ke Jepang untuk sekedar makan tempe dan tahu karena untuk ke Jepang aja mungkin harus bermimpi dulu. Jadi makan tempe dan tahu juga harus mimpi. hehehhe... kalau tidak percaya baca aja tulisan http://jsop.net/asset_kita/01/2008/



Oh iya kalau ada yang bilang saya hanya mengarang saja dan mengatakan rakyat yang mana sih mbak Sari ini seperti para politisi mengatakan coba deh kamu-kamu baca koran kalau tidak percaya dengan koran seperti bapak Yusuf Kalla coba deh datang ke rawajati jangan jam 4 kalau kepagian tapi jam 7 dekat kok sama Plaza Kalibata kalau takut kepanasan karena disana sudah ada Jco atau Breadtalk biar kamu-kamu bisa wi:fi-an di udara yang dingin setelah menunggu antrian yang panjang karena biasanya dari jam 4 subuh itu berakhir jam 12-an. Belum lagi kalau ada yang pingsan jadinya biasanya tambah lama lagi tuh karena biasanya mereka menyelamatkan yang pingsan dulu maklum deh walaupun di daerah kita miskin karena masih memburu minyak tanah tapi kita masih punya rasa kemanusian kok. Tapi jangan berharap bau wangi dari setiap orang yang mengantre dan pakain yang mahal yang mereka kenakan apalagi mobil mewah dan jangan berharap ketika kamu ketemu mereka kepentingan terselubungmu akan terpenuhi. Bukan mereka bukan seperti yang di RSPP tapi tenang saja kamu bakal merasakan enak kok karena setelah mengantre kamu bisa kok ke Plaza Kalibata dan menikmati nikmatnya hidup dengan wi:fi-an.



Kalau teman-teman melihat televisi juga pasti miris deh melilhat antrian panjang untuk mendapatkan beras di operasi pasar, minyak tanah di agen-agen dan antrian lainnya tapi jangan kaya bapak wapres kita Yusuf Kalla yang menyamakan antrian panjang hal yang saya sebutkan itu dengan antrian naik pesawat dan nonton bioskop. Coba deh seorang negarawan tuh yang ngomong.


Kata-kata kritis juga di hinggapi juga ke bidang ekonomi dengan antrian dimana apalagi sekarang kata mama saya (saya percaya sama mama saya daripada sama pemerintah) secara mama adalah pelaku ekonomi, halah sari ngomong apaan sih) terigu juga sudah mahal banget sampai kemaren itu dalam sehari tidak ada yang jualan donat kalau ini bukan seperti tahu tempe yang langka tapi karena terigunya yang mahal. Sampai-sampai kalau kamu pada baca koran hari kamis tanggal 16 Januari 2007 ada loh yang nekat bunuh diri karena kondisi ini.



Dan kata-kata kritis juga saya rasakan saat ini. Pas tanggal tua Hegel sakit. Panasnya tinggi banget sampai 39 (apaan yah kalau di termometerin) trus batuk kalau batuk sih ketularan saya yang sudah seminggu ini batuk karena kebanyakan makan rambutan trus Hegel juga pilek lagi. Dan sepertinya kalau kata mama saya secara mama saya sudah melahirkan dan membesarkan 4 anak jadi percaya aja deh, gigi Hegel itu mau tumbuh jadilah kompleks banget nih sakitnya si jagoan kami ini. Cepat sembuhnya sayang.......



Kami juga tidak mau dikatakan orangtua yang tidak bertanggung jawab cieeeee orangtua nih nyee... hehehe... jadi kami memutuskan untuk membawanya ke dokter dan tau sendirilah berobat ke dokter anak itu berapa dan lagi pas banget susunye Hegel juga habis. Pas kita ke ATM ternyata persediaan kita juga dah ga ada padahal kemaren sudah sempat ngebon sama teman kantor. Jadilah kami hanya bisa tersenyum aja berdua. hehehehe hidup itu unik juga. Padahal sekarang baru tanggal 17 loch. Dan tanggal-tanggal tersebut adalah tanggal kritis kami secara antrian untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin panjang karena tanggal 28 masih jauh bo.........

Note: Ku mohon kepadaMu hari ini

Ya Allah berikan kesembuhan kepada anak kami Aniendya Hegel Pratama, cabut rasa sakitnya dan buatlah dia riang dan lincah selalu.

Ya Allah berikan rezekiMu seperti Kau berikan rezekiMu pada bulan-bulan dan hari-hari yang telah kami lewati.....

Ya Allah berikan ketetapanMu kepada orang yang menjadi sorotandi negeri ini. Walaupun dia pernah menzolimin dan menyiksa kami tapi tolong lah dia berikan ketetapaMU

Ya Allah kabulkan doa hambaMu ini karena hanya kepadaMu hamba memohon. Amien....

Tidak ada komentar: